TEMPO.CO, Jakarta - Setelah dibuka menguat, rupiah kembali terpuruk dan melanjutkan pelemahannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Kamis 27 Februari 2020. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah belum dapat beranjak menjauh dari level Rp 14.000, yakni di posisi Rp 13.950 per dolar AS.
Kurs rupiah terkini ini terkoreksi tipis 10 poin atau 0,07 persen pada pukul 08.37 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Rabu kemarin, nilai tukar rupiah berakhir di level Rp 13.940 per dolar AS dengan pelemahan 53 poin atau 0,38 persen, pelemahan hari ketujuh beruntun sejak perdagangan 18 Februari.
Nilai tukar rupiah di pasar spot sebelumnya sempat rebound ke zona hijau dengan dibuka terapresiasi tipis 6 poin atau 0,04 persen di level Rp 13.934 per dolar AS. Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak fluktuatif di level 13.934 – 13.950.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pelemahan rupiah karena pengaruh faktor eksternal yang begitu kuat. Akibatnya, optimisme pasar domestik akibat stimulus yang digelontorkan pemerintah Indonesia tidak bisa mengangkat sentimen positif rupiah.
“Imbal hasil obligasi untuk tenor 10-tahun AS turun ke rekor terendah 1,307 persen di tengah meningkatnya kekhawatiran dampak potensial pada pertumbuhan global dari [virus corona] Covid-19 akan lebih buruk dari yang diharapkan,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Kamis.
Baca Juga:
Namun, berbanding terbalik dengan rupiah, mata uang lainnya di Asia mayoritas mampu terapresiasi Kamis pagi ini. Peso Filipina dan dolar Taiwan memimpin penguatan, yakni menguat 0,21 persen dan 0,17 persen masing-masing terhadap dolar AS pukul 08.48 WIB.
Adapun indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, tampak naik tipis 0,03 persen atau 0,028 poin ke level 99,024, setelah berakhir di level 98,996 dengan kenaikan 0,028 poin pada Rabu kemarin. Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Nanang Hendarsah pada Rabu 26 Februari 2020 menegaskan, BI akan tetap konsisten berada di pasar untuk menjaga agar pelemahan rupiah tidak terlalu tajam.
BISNIS