TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bakal segera bertemu dengan anggota dewan pengarah pembangunan ibu kota baru, Tony Blair. Tony tak lain adalah eks Perdana Menteri Inggris yang terlibat Perang Irak 2003.
“Akan bertemu Presiden, kami atur ketemu 28 pagi (Jumat),” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam coffee morning di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Februari 2020.
Saat ini, pemerintah sedang mempersiapkan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur. Targetnya, semua proses ini akan tuntas pada 2045. Untuk menuju ke situ, dibentuklah dewan pengarah yang akan memberi nasihat ke pemerintah.
Meski demikian, dunia internasional selama ini mengenal Tony Blair sebagai salah satu pemimpin dunia yang ikut terlibat Invasi Irak 2003. Invasi itu berujung pada Perang Irak 2003 dan lengsernya Presiden Irak saat itu, Saddam Hussein.
Indonesia adalah salah satu negara yang keras menentang Invasi Irak 2003. Saat itu, penolakan datang dari presiden berkuasa, Megawati Soekarnoputri. Kini, Megawati adalah Ketua Umum PDI Perjuangan, partai pendukung Jokowi.
Belakangan, pada Oktober 2015, Tony akhirnya meminta maaf atas keikutsertaan Inggris dalam invasi Irak, bersama Amerika Serikat. Hal itu disampaikan Tony dalam wawancara dengan pembawa acara CNN, Fareed Zakaria. "Saya minta maaf karena data intelijen yang kami gunakan ternyata salah," kata Blair.
Jokowi sendiri memuji Tony Blair, sosok yang bakal membantu dirinya dengan memberi nasihat untuk ibu kota baru. “Bapak Tony Blair juga sama, memiliki reputasi yang baik di bidang pemerintahan," kata Jokowi dalam keterangan di laman Sekretariat Negara pada Kamis kemarin, 16 Januari 2020.
Pernyataan ini disampaikan Jokowi dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2020 di The Ritz-Carlton Jakarta. "Saya kira yang ingin kami bangun ini adalah trust internasional terhadap apa yang ingin kita kerjakan," kata Jokowi.
Adapun pertemuan nanti, tidak hanya akan dihadiri Tony Blair. Tamu lain yang diundang yaitu CEO SoftBank, Masayoshi Son. Seperti Tony, Masayoshi pun merupakan dua anggota dewan pengarah ibu kota baru. Sementara Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UAE) Mohammed bin Zayed Al Nahyan menjadi ketua di dewan pengarah ini.