TEMPO.CO, Den Haag - Pemerintah Belanda berminat membantu Indonesia menyiapkan pembangunan ibu kota baru di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok mengatakan perusahaan Negeri Kincir Angin tertarik terlibat dalam pembangunan ibu kota baru.
“Perusahaan Belanda yang ikut dalam kunjungan kenegaraan pasti tertarik bekerja sama,” kata Stef, Selasa lalu waktu Belanda. “Pembangunan ibu kota itu akan menjadi salah satu fokus yang dibicarakan.”
Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima akan berkunjung ke Indonesia pada 10-13 Maret mendatang. Dalam kunjungan itu, Raja Willem memboyong 135 perusahaan untuk melihat peluang investasi di Indonesia.
Stef menyatakan rencana pembangunan ibu kota baru memberi kesempatan bagi Indonesia untuk membangun kota yang berkelanjutan. Belanda melirik kesempatan kerja sama karena memiliki pengalaman dalam membangun kota pintar atau smart city.
“Tidak hanya membuat kota lebih berkelanjutan, tapi kota pintar itu akan terintegrasi dengan teknologi informasi yang memanfaatkan big data,” ujar Stef.
Ia menambahkan Belanda juga berminat berinvestasi pada sejumlah area, seperti pengelolan air dan implementasi energi ramah lingkungan di ibu kota baru.
Menteri Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda, Cora Van Nieuwenhuizen menuturkan Belanda memiliki keahlian di beberapa sektor tersebut, termasuk pembangunan infrastruktur. “Sejumlah sektor seperti pengelolan sumber daya air tentu akan menjadi prioritas kami,” kata Cora.
Ia menjelaskan kerja sama dengan Indonesia di ibu kota baru merupakan kesempatan untuk memberikan transfer teknologi dan pengetahuan. Dengan begitu, kedua negara akan lebih banyak menerima manfaat.