TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyambut positif ketertarikan Korea Selatan (Korsel) terhadap pembangunan ibu kota baru Indonesia. Namun pembahasan lebih lanjut mengenai hal tersebut belum dilakukan.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 25 Februari 2020.
Dalam pertemuan itu dia mendampingi Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan Cho Myung-Rae. "Korea Selatan juga berminat pada Ibu Kota Baru dan bapak presiden menyambut positif karena itu artinya ada peluang untuk bisa kerja sama," kata Suharso di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 25 Februari 2020.
Suharso menceritakan bahwa dalam pertemuan tersebut belum ada pembahasan detail mengenai kerja sama kedua negara. Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan hanya menyampaikan pengalaman negara tersebut dalam membangun kota yang mengusung konsep keberlanjutan. Selain itu, Myung-Rae juga menyampaikan latar belakangnya di bidang urban development.
Sebelumnya Presiden Jokowi sempat mengajak Korea Selatan untuk investasi di Ibu Kota Indonesia yang baru. Hal ini dia sampaikan dalam kunjungan ke Busan.
Sejauh ini rencana relokasi Ibu Kota oleh pemerintah Indonesia telah menarik minat investasi dari sejumlah pihak. Satu di antaranya Softbank Group Corp yang menawarkan investasi senilai US$30 miliar-US$40 miliar.
Menko Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan sebelumnya mengatakan akan bertemu kembali dengan pendiri sekaligus CEO Softbank Masayoshi Son di Davos, Swiss. Sebelumnya, Luhut telah bertemu dengan Masayoshi di Jakarta pada awal Januari 2020.
Selain Softbank, Uni Emirat Arab juga berminat menanamkan modal di ibu kota baru. Luhut menjamin pemerintah tetap memegang prinsip saling menguntungkan dan menghormati.
Selain mencari investor, pemerintah telah menunjuk beberapa tokoh internasional menjadi Dewan Pengarah. Penunjukan ini untuk membangun kepercayaan dunia internasional.
Seperti diketahui, Dewan Pengarah terdiri atas putra mahkota UEA Pangeran Mohamad Bin Zayed, mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, dan CEO Softbank Masayoshi Son. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sebelumnya menyebut perincian sumber pembiayaan pemindahan Ibu Kota.
Dari kebutuhan pembangunan ibu kota baru senilai Rp 486 triliun, pembiayaan dengan skema kerja sama pemerintah-badan usaha (KPBU) direncanakan Rp 265,2 triliun (54,6 persen), APBN Rp 93,5 triliun (19,2 persen) dan swasta Rp 127,3 triliun (26,2 persen).