TEMPO.CO, Bekasi - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pengoperasian jalan tol Jakarta-Cikampek layang (Japek II) akan dimulai 20 Desember 2019. Tanggal tersebut mundur dari rencana semula 15 Desember 2019 karena masih dilakukan sedikit penyelesaian rambu dan penghalusan jalan.
"Tadi sudah disepakati bahwa operasional awal Japek II untuk umum mundur jadi 20 Desember, dengan kecepatan maksimal 60 kilometer per jam," kata Budi Karya kepada pers di Bekasi, Jawa Barat, Ahad, 8 Desember 2019.
Hal tersebut disampaikan Budi Karya usai bertemu dengan Kementerian PUPR, Kakorlantas, dan PT Jasa Marga. Saat ini penyelesaian tol layang terus dilakukan sehingga diharapkan tepat pada waktunya bisa digunakan untuk liburan Natal dan Tahun Baru.
Karena tol layang sepanjang 38 kilometer tersebut masih baru dan nanti saat digunakan belum 100 persen selesai, Menteri Budi Karya mengatakan, akan ada petugas setiap 4 kilometer untuk mengawasi kecepatan kendaraan. Kemenhub dan kepolisian akan secara konservatif melakukan pengamanan dan keselamatan mengingat kondisi jalan masih baru.
Adapun kendaraan yang bisa melalui tol elevated tersebut hanya untuk kendaraan golongan I non bus, yaitu kendaraan kecil. "Untuk bus dan truk dilarang lewat tol elevated, tapi hanya lewat tol di bawah. Tol elevated ditujukan untuk menghindari kendaraan yang jalannya lambat seperti bus dan truk," kata Budi Karya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Arryani mengatakan, saat ini pihaknya terus berupaya menyelesaikan pembangunan tol elevated agar bisa digunakan tepat waktu. "Masih ada penyelesaian kecil-kecil yang harus dikerjakan, seperti menghaluskan jalan dan memasang marka jalan," katanya.
Walau belum sepenuhnya selesai, menurut Desi, jalan tol layang itu sudah memenuhi syarat untuk digunakan kendaraan golongan I. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, juga telah disiapkan ambulans dan kendaraan derek untuk membantu pengguna jalan.
ANTARA