TEMPO.CO, Jakarta - Staf Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga, mengatakan pelaporan dugaan korupsi PT Jiwasraya Persero berasal dari keluhan masyarakat pemegang polis. Laporan itu ditampung oleh Kementerian BUMN selama beberapa pekan ke belakang.
"Kan banyak laporan masyarakat. Ya sudah, kita laporkan saja supaya jaksanya yang proses. Supaya clear. Supaya proses hukumnya jalan dan supaya jangan isu-isu terus," ujar Arya di kantor Kementerian BUMN, Selasa, 19 November 2019.
Kementerian BUMN saat ini telah meneruskan laporan dugaan korupsi Jiwasraya ke Kejaksaan Agung. Arya menjelaskan, Kementerian BUMN bakal mendorong Kejaksaan segera memproses kasus yang berasal dari perkara tunggakan polis hingga dugaan adanya rasuah itu.
Menurut Arya, Kejaksaan Agung akan memutuskan apakah kasus-kasus yang dilaporkan ini memuat perkara tindak pidana. Kementerian BUMN pun akan membantu Kejaksaan menginvestigasi adanya dugaan penyelewengan atau fraud di masa lalu.
Dugaan kecurangan di tubuh Jiwasraya sebelumnya telah menyebabkan kondisi keuangan perusahaan melorot. Perusahaan itu terakhir tercatat menanggung tunggakan pembayaran klaim jatuh tempo kepada 1.286 pemegang polis dengan nilai bunga Rp 96,58 miliar.
Jiwasraya juga telah mengajukan permohonan injeksi dana segar senilai Rp 32,89 triliun kepada Kementerian Keuangan untuk mengembalikan risk based capital (RBC) menjadi 120 persen. Berdasarkan data yang diterima wartawan, RBC per 30 September entitas itu tercatat sebesar -805 persen.
Angka tersebut merosot dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni pada 2017 sebesar 123 persen dan pada 2018 menurun menjadi -282 persen. Pada 2017, total aset Jiwasraya tercatat senilai Rp 45,68 triliun.
Aset Jiwasraya itu kemudian menurun pada 2018 menjadi Rp 36,23 triliun. Kemudian, per 30 September 2019, posisinya menjadi sebesar Rp 25,68 triliun.
Untuk membantu memperbaiki kondisi keuangan Jiwasraya, Arya mengatakan kementeriannya sedang mencoba menggandeng delapan investor. Tujuh di antaranya merupakan investor baru. "Kami sedang kejar tujuh investor itu," ucapnya. Cara lain ialah menyisir anak-anak usaha, mana yang dianggap masih menguntungkan dan mana yang dianggap membuat buntung.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS