TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian telah mengeluarkan rekomendasi impor daging asal Brasil untuk PT Berdikari (Persero). Perusahaan pelat merah tersebut mendapat kuota 10.000 ton daging Brasil.
Direktur Utama Berdikari Eko Taufik Wibowo memperkirakan perizinan bakal rampung dalam waktu dekat. Dengan demikian, pemasukan daging asal Brasil dapat mulai terealisasi pada pertengahan November.
"Rekomendasi impor dari Ditjen PKH sudah keluar kemarin. Sekarang [perizinan] di Kemendag dan Insyallah Senin selesai semua," kata Eko seperti dikutip Bisnis, Senin 14 Oktober 2019.
Sebagaimana diwartakan sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk memberi kuota impor daging sapi asal Brasil sebesar 50.000 ton untuk tiga BUMN. Masing-masing untuk Perum Bulog sebanyak 30.000 ton, serta bagi PT Berdikari serta PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) masing-masing 10.000 ton.
Eko menargetkan realisasi pemasokan seluruh kuota oleh Berdikari dapat terealisasi sampai akhir tahun ini. Untuk mendatangkan daging Brasil ini, perseroan telah menyediakan modal sekitar Rp600 miliar. Meski harganya cenderung lebih tinggi dibanding daging kerbau asal India, Eko optimistis masyarakat tetap berminat mengonsumsi daging Brasil dengan harga pasaran senilai Rp80.000 per kg.
Data sementara Ditjen PKH Kementerian Pertanian menunjukkan, total kebutuhan daging sapi sepanjang 2019 mencapai 686.271 ton. Produksi sapi dalam negeri diperkirakan hanya mencapai 404.590 ton atau setara dengan 2,25 juta ekor sapi. Dengan demikian, defisit daging sapi menyentuh 281.681 ton atau lebih tinggi dibanding tahun lalu sebesar 259.192 ton seiring tumbuhnya konsumsi.
Untuk memenuhi kurangnya pasokan, Ditjen PKH mematok kebutuhan impor daging sapi sebesar 291.980 ton. Perinciannya, 80.000 ton impor daging kerbau India, 62.000 ton impor daging sapi, 50.000 ton impor daging sapi asal Brasil, dan pemasukan sapi bakalan sebanyak 42.622 ekor atau setara 8.523 ton.