Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasca Krisis Ekonomi 1997, CAD Indonesia Masih Negatif

Reporter

Editor

Rahma Tri

image-gnews
Ki-ka: Ketua LP3E KADIN, Didik Junaedi Rachbini; Peneliti dari Leiden University, David Henley, dan Peneliti dari LP3ES, Wijayanto, dalam diskusi di ITS Tower, Jakarta Selatan, Minggu, 25 Agustus 2019. Tempo/Fajar Pebrianto
Ki-ka: Ketua LP3E KADIN, Didik Junaedi Rachbini; Peneliti dari Leiden University, David Henley, dan Peneliti dari LP3ES, Wijayanto, dalam diskusi di ITS Tower, Jakarta Selatan, Minggu, 25 Agustus 2019. Tempo/Fajar Pebrianto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi, Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau LP3E Kadin, Didik Junaedi Rachbini, menilai selama 20 tahun terakhir sejak krisis ekonomi 1997, pemerintahan Indonesia belum mampu menampilkan tim ekonomi yang cukup baik. Salah satu indikatornya yaitu neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan defisit, padahal negara lain mulai bergerak surplus.

“Meskipun kita punya the best minister finance in the world, tapi current account-nya negatif,” kata Didik dalam diskusi di ITS Tower, Jakarta Selatan, Ahad, 25 Agustus 2019. Menteri yang dimaksud Didik adalah adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang beberapa kali mendapat penghargaan menteri terbaik dari dunia internasional.

Kondisi ini, kata Didik, bertolak belakang dengan negara-negara lain yang juga menderita ketika krisis ekonomi 20 tahun lalu. Dia menyebut Thailand, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan sebagai negara yang dulu senasib dengan Indonesia, menjadi korban krisis ekonomi karena besarnya defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD). “Besar pasak dari tiang,” kata Didik.

Akan tetapi saat ini, negara-negara tersebut meninggalkan Indonesia dengan mencetak neraca transaksi berjalan yang surplus. Salah satunya Thailand yanng mencatat surplus transaksi berjalan sebesar 8,1 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) mereka. Lalu, Korea Selatan dengan surplus 4,7 persen dari PDB, Malaysia dengan 3,3 persen. Sementara Filipina masih negatif 1,5 persen dan Indonesia sebesar 2,7 persen.

Sebelumnya, Bank Indonesia mengumumkan sedang menjaga keseimbangan neraca pembayaran, khususnya CAD agar tak melebar dari target. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan hingga akhir tahun defisit diproyeksikan masih berada dalam kisaran 2,5-3 persen. “Kami masih optimistis di sekitar 2,8 persen untuk keseluruhan tahun,” ujar dia, di Jakarta, Jumat 9 Agustus 2019.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, langkah bank sentral untuk mencapai target tersebut diperkirakan tak semulus yang diharapkan. Sebab, dalam Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan II 2019 yang dirilis Bank Indonesia kemarin, CAD justru tercatat meningkat dari sebelumnya 7,0 miliar US$ atau 2,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), menjadi 8,4 miliar US$ atau 3,0 persen dari PDB.

Lebih lanjut, Didik menyebut masalah ini tak lepas dari persoalan di berbagai sektor lainnya. Di Di antaranya defisit perdagangan jasa dan pendapatan primer. Dari catatan Didik, neraca perdagangan jasa mengalami defisit sebesar US$ 2 miliar hingga awal 2019. Pemicunya yaitu dari jasa transportasi dan jasa lainnya. Sementara, neraca pembayaran primer mengalami defisit hingga US$ 8 miliar. “Jadi kita sekarang masih terengah-engah,” kata dia.

FAJAR PEBRIANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Javier Milei Berterima Kasih kepada Xi Jinping dengan Nada yang Melunak

7 hari lalu

Kandidat presiden Argentina Javier Milei. REUTERS/Matias Baglietto
Javier Milei Berterima Kasih kepada Xi Jinping dengan Nada yang Melunak

Javier Milei berterima kasih kepada Xi Jinping atas ucapan selamat dengan nada melunak, yang sebelumnya ia kritik dengan keras.


Perekonomian Global Masih Tak Menentu, Bank Indonesia Catat Neraca Pembayaran RI Membaik

9 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (ketiga kanan) bersama (kiri) Deputi Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, dan Deputi Bank Indonesia Doni P Joewono  saat memberikan keterangan pers tentang hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (24/8/2023) Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 Agustus 2023. Tempo/Tony Hartawan
Perekonomian Global Masih Tak Menentu, Bank Indonesia Catat Neraca Pembayaran RI Membaik

Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III-2023 membaik.


Neraca Perdagangan Surplus 42 Bulan Berturut-turut, tapi Zulhas Ungkap Terjadi Tren Penurunan

13 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan usai melakukan sidak di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta Pusat, pada Jumat, 13 Oktober 2023. TEMPO/Ninda Dwi Ramadhani
Neraca Perdagangan Surplus 42 Bulan Berturut-turut, tapi Zulhas Ungkap Terjadi Tren Penurunan

Meskipun neraca perdagangan surplus, kata Zulhas, terjadi tren penurunan akibat adanya tekanan ekonomi global dan penurunan harga komoditas global.


Jusuf Kalla Wanti-wanti soal Stabilitas Politik dan Ekonomi: Demokrasi Hilang kalau Dua Krisis Terjadi Bersamaan

14 hari lalu

Mantan Wapres Jusuf Kalla saat melakukan wawancara khusus dengan Tempo di kediamannya yang berada di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 2 Februari 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Jusuf Kalla Wanti-wanti soal Stabilitas Politik dan Ekonomi: Demokrasi Hilang kalau Dua Krisis Terjadi Bersamaan

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menggarisbawahi pentingnya upaya pemerintah menjaga stabilitas politik dan ekonomi.


Analis Perkirakan Rupiah Menguat Berkat Surplus Neraca Perdagangan RI

14 hari lalu

Petugas tengah merapikan uang dolar Amerika pecahan 100 dolar dan uang Rupiah pecahan 100 ribu di tempat penukaran Valuta Asing di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin, 17 Oktober 2022. Rupiah ditutup turun 60,5 poin atau 0,39 persen menjadi Rp 15.487,5 per dolar AS. Tempo/Tony Hartawan
Analis Perkirakan Rupiah Menguat Berkat Surplus Neraca Perdagangan RI

Analis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova memperkirakan rupiah menguat terhadap dolar AS pada kisaran Rp 15.450 - Rp 15.520 per dolar AS.


Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 3,48 Miliar, BPS: 42 Bulan Berturut-turut

15 hari lalu

Sebuah truk melintas di antara peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 18 Agustus 2023. Pemerintah merencanakan pendapatan negara sebesar Rp2.781,3 triliun, yang terdiri dari penerimaan perpajakan Rp2.307,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp473,0 triliun, serta hibah sebesar Rp0,4 triliun. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 3,48 Miliar, BPS: 42 Bulan Berturut-turut

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kinerja neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2023 yang kembali surplus senilai US$ 3,48 miliar.


Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Berlanjut, Triwulan Ketiga Mencapai US$ 7,8 Miliar

42 hari lalu

Gubernur BI Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023. Bank Indonesia (BI) mengubah arah kebijakan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 Oktober 2023.  Tempo/Tony Hartawan
Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Berlanjut, Triwulan Ketiga Mencapai US$ 7,8 Miliar

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan surplus neraca perdagangan masih berlanjut pada triwulan III 2023 sebesar US$ 7,8 miliar.


Nilai Tukar Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp 15.730 per Dolar AS

43 hari lalu

Pegawai penukaran mata uang asing tengah menghitung uang dolar AS pecahan 100 dolar di Jakarta, Senin, 7 April 2023. Rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,10 persen atau 15 poin menjadi Rp15.185 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp15.170 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan
Nilai Tukar Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp 15.730 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup melemah 14 poin ke level Rp 15.730 per dolar AS pada perdagangan Rabu sore.


Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 3,42 Miliar pada September 2023

44 hari lalu

Ilustrasi kapal pengangkut peti kemas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 3,42 Miliar pada September 2023

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan surplus di tengah tren moderasi harga komoditas dan perlambatan kinerja pertumbuhan ekonomi global.


Keseriusan Olly-Steven dalam Meningkatkan Neraca Perdagangan Sulut

44 hari lalu

Keseriusan Olly-Steven dalam Meningkatkan Neraca Perdagangan Sulut

Olly-Steven menunjukan keseriusannya dalam membangun sendi sendi ekonomi daerah.