TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI menyatakan telah memperhitungkan dampak adanya kemarau panjang terhadap tingkat inflasi sampai akhir tahun 2019. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan meskipun ada kemarau panjang, inflasi diproyeksikan masih akan terjaga.
"Pengaruh kemarau tadi kami sudah perhitungkan di dalam memperkirakan inflasi akhir tahun, ada di bawah titik tengah, di bawah 3,5 persen. Mungkin 3,2 persen atau menuju sekitar 3,3 persen," kata Perry di kantornya, Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Kamis 22 Agustus 2019.
BI mencatat inflasi IHK pada Juli 2019 tercatat 0,31 persen secara month to month atau menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,55 persen. Secara tahunan, inflasi Juli 2019 tercatat 3,32 persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,28 persen.
Perry meyakini inflasi bahan pangan seperti beras masih bisa terkendali. Apalagi, stok cadangan beras yang dimiliki Bulog dilaporkan lebih dari cukup. Perry justru menilai inflasi diperkirakan paling besar disumbang oleh komoditas cabai.
Kendati demikian, dampak inflasi dari cabai tersebut hanya berlangsung sementara atau temporer. Sebab, dalam dua bulan terakhir sejumlah daerah sudah tercatat mengalami panen cabai, misalnya seperti di Sumatera Utara. "Dan itu tentu saja akan juga mempengaruhi dari kenaikan harga cabai secara keseluruhan terhadap inflasi kita," kata Perry.
Baca Juga: