TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau PPN/Bappenas telah membuat kajian perencanaan pembangunan ibu kota baru di Kalimantan. Dalam desainnya, pemerintah akan menerapkan modernisasi dalam berbagai hal, termasuk penyediaan air.
"Kita akan langsung ke tap water, tidak lagi penyediaan air bersih seperti sekarang," ujar Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam pemaparannya saat diskusi di Universitas Indonesia, Depok, Kamis, 22 Agustus 2019.
Tap water adalah sistem penyediaan air satu pipa yang umum diterapkan di kota-kota berbasis smart city di negara maju. Menurut Bambang, penyediaan tap water sejalan dengan upaya pemerintah menekan pemborosan air.
Sistem ini didesain dapat memangkas kerugian konsumsi air sampai 25 persen. Sebab, dengan tap water, pemerintah dapat mengontrol konsumsi air melalui sensor dan analitik. Pemerintah juga dapat mendeteksi dan mengontrol kebocoran pipa serta memantau kualitas air.
Di sisi lain, Bambang mengatakan pihaknya mengatur pengelolaan sampah modern, sistem drainase modern, dan gedung yang ramah lingkungan. "Lalu untuk sistem bahan bakar rumah tangga, kita akan punya jaringan gas kota yang lengkap," tuturnya. Jaringan gas kota akan dipasok oleh Gas alam cair alias liquefied natural gas.
Bappenas merencanakan pembangunan ibu kota baru membutuhkan investasi sebesar Rp 466 triliun. Investasi ini digunakan untuk membangun kawasan yang luasnya mencapai 40 ribu hektare. Dari luas ini, ibu kota baru diperkirakan akan dapat menampung 1,5 juta penduduk.