TEMPO.CO, Jakarta – Corporate Communications Strategic Lion Air, Danang Mandala mengakui maskapai berbiaya murah yang dioperasikan perusahaannya, PT Lion Mentari Airlines, sering mengalami delay atau keterlambatan jadwal penerbangan. Terkait hal ini, Danang akhirnya buka-bukaan soal penyebab delay tersebut.
Menurut dia, keterlambatan jadwal penerbangan itu tak lain karena frekuensi penerbangan Lion Air sangat tinggi. “Saat ini Lion punya 500 frekuensi penerbangan setiap hari,” ujar Danang saat ditemui di kantor Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 8 Agustus 2019.
Ia berdalih, dengan frekuensi yang tinggi, otomatis pesawat juga memiliki jadwal rotasi yang padat untuk terbang dari satu bandara ke bandara lain. Dalam satu hari, satu armada dapat berotasi ke lima kota dengan utilisasi masing-masing 8-9 jam penerbangan.
Danang menerangkan, saat satu pesawat mengalami kendala, hal tersebut membuka peluang menimbulkan efek domino bagi penerbangan lain yang berada dalam satu jaring rotasinya. Adapun kendala yang dimaksud antara lain cuaca buruk hingga kondisi traffic atau lalu-lintas udara.
Berdasarkan data On Time Performance (OTP) hasil laporan Integrated Operation Control Center (IOCC) Lion Air Group, pada kuartal I 2019, PT Lion Mentari Airliness mencatat OTP rata-rata seluruh maskapainya sebesar 85,78 persen dari 12.300 penerbangan. OTP Lion Air Group pada tahun ini sejatinya lebih tinggi ketimbang tahu-tahun sebelumnya.
Pada kuartal I 2018, OTP Lion Air hanya mencapai 65,3 persen. Sedangkan pada periode yang sama 2017, ketepatan waktu penerbangan Lion Air 64,6 persen.
Pencapaian OTP Lion Air Group masih lebih rendah ketimbang pesaingnya, Garuda Indonesia Group. Menurut lembaga pemeringkat independen OAG Flightview, ketepatan waktu penerbangan maskapai pelat merah di atas 96 persen. OTP dihitung berdasarkan ketepatan waktu saat kedatangan dan keberangkatan dengan batas keterlambatan tak kurang dari 15 menit dari jadwal yang ditentukan.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA