TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan M.R. Karliansyah mengatakan kualitas udara di DKI Jakarta sejatinya masih lebih baik ketimbang kota di beberapa negara, seperti Cina dan Thailand.
BACA: Polusi Udara Digugat, Anies Tambah Alat Pengukur Kualitas Udara
Memang, menurut Karliansyah, kalau dibandingkan dengan Singapura, kualitas udara di Ibu Kota masih kalah. Pasalnya, bila memantau data, hampir setiap hari kualitas udara di Singapura masuk kategori bagus.
"Nah Malaysia itu sama dengan kita, kadang bagus, kadang sedang. Tapi kalau naik lagi, Bangkok, Thailand; apalagi Cina itu warnanya kalau tidak sehat ya dangerous," ujar Karliansyah di Kantor Kementerian KLHK, Jakarta, Jumat, 5 Juli 2019.
BACA: Perbaiki Kualitas Udara Ibu Kota
Di antara dua negara itu, ia mengatakan kualitas udara di Jakarta masih bergerak di kisaran bagus, sedang, atau setidaknya masuk kategori tidak sehat untuk kelompok rentan. Dari data KLHK, kualitas udara di Ibu Kota memang masih tergolong bagus bila mengacu kepada baku mutu udara ambien nasional, yaitu 65 mikrogram per nanometer kubik.
Adapun berdasarkan sistem pemantauan kualitas udara KLHK di Gelora Bung Karno, menunjukkan bahwa rata-rata harian PM 2,5 Jakarta sejak 1 Januari hingga 20 Juni 2019 berada pada angka 31,49 mikrogram per nanometer kubik.