TEMPO.CO, Karawang - Untuk mencegah peredaran uang palsu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi mengimbau masyarakat untuk menukarkan uang di titik-titik resmi yang sudah ditentukan bank sentral dan perbankan. Pada periode Ramadan dan Lebaran tahun ini BI membuka 2.941 titik penukaran uang.
Baca: Viral Petugas SPBU Siram Bensin Cek Uang Palsu, Ini Respons BI
Kendati begitu, kata Rosmaya, peredaran uang palsu masih terjadi, meski rasionya kecil terhadap uang asli saat ini. Rosmaya juga mengatakan perlu kesadaran masyarakat untuk menerka terlebih dahulu keaslian uang rupiah sebelum menerima.
"Masyarakat sudah lazim melakukan 3D terhadap uang rupiah yakni dilihat, diraba dan diterawang untuk memastikan keaslian rupiah," ujar Rosmaya di rest area tol Cikampek KM 57 Karawang, Jawa Barat, Rabu, 29 Mei 2019.
Di lokasi itu, Rosmaya menjabarkan ciri-ciri uang asli, dibantu oleh salah satu petugas BI. Ciri uang asli, pertama terdapat tinta Optical Variable Ink atau OVI. Tinta itu berbeda dengan yang beredar pada umumnya.
Ciri kedua, ada benang pengaman dari plastik yang ditanam dalam bahan uang. Ketiga, terdapat tanda air atau watermark di cetakan bahan uang. Watermark itu terlihat tipis tebalnya ketiga uang diterawang.
Adapun ciri keempat, terdapat anda untuk tunanetra seperti cat dia timbul saat diraba. Jika uang palsu pakai tinta, dia akan datar tidak ada teksturnya. Sedangkan ciri kelima, dalam uang terlihat cetakan rectoverso, di mana Presisi logo BI nya nyambung saat diterawang.
Dan, keenam, kalau dilihat dengan alat bantu sinar UV, ada bagian yang memendar. "Di angka nomor seri ini akan berwarna menyala ada simbol-simbol negara Gedung MPR/DPR pada yang Rp 100 ribu," ujarnya.
Adapun, kata Rosmaya, hingga April rasio peredaran uang palsu masih rendah. "Dari satu juta lembar, hanya ada empat lembar. Jadi rasio empat dalam setiap 1 juta lembar. Itu pun saya sangat bersyukur karena edukasinya berhasil," kata Rosmaya.
Baca: Video Siram Bensin Untuk Cek Uang Palsu, Hiswana Migas: Tak Aman
Rosmaya mengatakan saat ini laporan tentang uang palsu banyak sekali datang dari masyarakat. BI, kata dia, juga berkoordinasi dengan kepolisian dan perbankan untuk mengurangi peredaran uang palsu itu.