TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yakin iklim investasi tidak terganggu pasca demo 22 Mei yang akhirnya berujung ricuh. "Investasi tidak terganggu, karena ini kami sebut hiccup dalam demokrasi," ujar dia selepas acara Buka Bersama Kamar Dagang dan Industri alias Kadin di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2019.
BACA: Pasca Aksi 22 Mei, Rupiah di Pasar Spot Menguat ke 14.460 per USD
Namun, Airlangga tetap menyayangkan pemilu yang telah berjalan sebagai pesta demokrasi paling besar dan paling kompleks di dunia justru berujung permasalahan pada penghitungan suara. Apalagi kericuhan itu juga mengakibatkan adanya korban jiwa.
"Tentunya kejadian ini sangat disayangkan, tapi dengan diselesaikan secara baik oleh polisi dengan TNI, hari ini pasar merespons positif. Baik itu pasar modal maupun pasar uang," ujar dia.
Sejak Selasa, 21 Mei 2019 hingga Kamis, 23 Mei 2019, massa pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno menggelar aksi menolak hasil perhitungan suara Komisi Pemilihan Umum yang memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden inkumben Joko Widodo - Ma'ruf Amin. Demonstrasi itu berujung kericuhan di sejumlah titik di Jakarta. Bahkan ada nyawa melayang akibat kerusuhan itu.
Kondisi pada iklim investasi berkebalikan dengan aktivitas perekonomian di DKI Jakarta. "Aktivitas perekonomian terganggu di Jakarta itu sudah pasti," kata Airlangga. Sebab, kegiatan Pasar Tanah Abang yang biasanya panen saat menjelang Hari Raya Idul Fitri mesti terganggu beberapa saat.
BACA: Aksi 22 Mei, AS Negara Pertama yang Terbitkan Travel Advice
Airlangga berharap aktivitas perekonomian rakyat ibu kota itu bisa kembali menggeliat kembali setelah kerusuhan di akhir demo 22 Mei itu. Kendati, hingga kini ia belum menghitung berap besar kerugian akibat peristiwa tersebut. "Belum dihitung tapi kan beberapa warung terganggu."