TEMPO.CO, Bandung- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, hari ini, Selasa, 14 Mei 2019, menyaksikan detik-detik tembusnya Terowongan Walini. Terowongan ini merupakan yang pertama dari rencana 13 terowongan yang akan dibangun untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
BACA JUGA: Jika Lahan Rampung, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Selesai 3 Tahun
Terowongan Walini memiliki panjang 608 meter terletak di kawasan Perkebunan Maswati, Desa Kanagasari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat. Pembangunan terowongan tersebut sudah memakan waktu 15 bulan.
Rini mengatakan, perkembangan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung saat ini baru mencapai 17,5 persen. “Tujuh bulan lagi (akhir tahun) kami bisa targetkan sampai 59 persen karena kami harapkan sudah tidak ada kendala yang signifikan,” kata dia dikutip dari rilis Humas Jawa Barat, Selasa, 14 Mei 2019.
Menurut Rini, pembebasan lahan sudah hampir menembus 100 persen. Saat ini misalnya, tersisa 4 persen lagi lahan yang tengah dalam proses pembebasan. Perizinan proyek tersebut, diklaimnya sudah beres. “Terkait izin-izin, gubernur Jawa Barat dan bupati Bandung Barat semuanya sangat mendukung,” kata dia.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung diharapkan berjalan sesuai target sehingga bisa beroperasi pada 2021. Sejumlah hal sudah diputuskan menyokong proyek tersebut.
“Terakhir kita bahas yang melewati Purwakarta, melewati tambang- tambang yang juga bagian dari jalur. Kemudian kita juga sudah putuskan koneksi dari Tegalluar ke Kota Bandung dengan LRT adalah dua kilometer, dari situ nyambung ke eksisting jalur kereta ke Kebonkawung pusat kota Bandung,” kata dia.
Ridwan Kamil mengatakan, stasiun transit akan dibangun di depan Masjid Raya Al-Jabar di kawasan Gedebage, Kota Bandung yang kini masih dalam proses konstruksi. Stasiun transit menuju Tegalluar tersebut rencananya akan dirancang desainnya langsung oleh Ridwan Kamil.
BACA: Menhub Budi Karya Sumadi Jamin Proyek LRT Rampung Sesuai Target
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Chandra Dwiputra mengatakan, pengerjaan terowongan merupakan salah satu hal penting dalam proyek keret cepat karena sulit dan memakan waktu lama. Dengan tembusnya terowongan pertama dalam proyek kereta cepat Jakarta Bandung, dia optimis pekerjaan lain akan menyusul rampung. “Dengan demikian, kami meyakini bahwa titik titik pembangunan lainnya yang kini sedang dikerjakan akan segera rampung,” kata dia pada kesempatan yang sama.
Terowongan atau tunnel Walini memiliki diameter luar 14,3 meter dan diameter dalam 12,6 meter. Pekerjaan konstruksi tunnel Walini sudah dikerjakan sejak semester dua tahun 2017. Penggalian pertama dimulai sejak Juli 2018. Terowongan tersebut berada berada di kawasan Transit Oriented Development (TOD) Walini. “Dengan lahan seluas 1.278 hektare, Walini merupakan salah satu titik proyek kereta cepat yang diproyeksikan sebagai kawasan Transit Oriented Development (TOD),” kata Chandra.