TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan President of China Railway Corporation (CRC) Lu Dongfu pada Rabu, 2 Mei 2018. Pertemuan itu membahas kelanjutan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Bicara soal yang dulu-dululah, soal lahan, soal surat," kata Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Ridwan Djamaluddin menjelaskan isi pertemuan di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu, 2 Mei 2018.
Baca: Rini Soemarno: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Beroperasi Maret 2021
Ridwan menuturkan, dalam pertemuan itu, CRC berjanji akan memberi teknologi terbaik, kontraktor terbaik serta melatih tenaga kerja Indonesia dalam proyek tersebut. Selain itu, pertemuan kedua pihak juga membahas target penyelesaian.
"Dia (Lu Dongfu) bilang kalau masalah lahan beres, dalam 3 tahun bisa selesai. Pengalaman mereka di sana," kata Ridwan.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sebelumnya diperkirakan rampung pada 2019. Target itu akhirnya molor menjadi tahun 2020. Salah satu penyebabnya adalah pembebasan lahan yang belum selesai sejak 2016.
Terpisah, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan bahwa kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan beroperasi pada Maret 2021. Rini berharap pembebasan lahan di 22 titik utama selesai pada 7 Mei 2018. Hingga saat ini, pembebasan lahan proyek itu disebut mencapai 64,2 persen.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan satu dari rencana pembangunan infrastruktur era Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Kereta itu akan membentang dari Stasiun Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, hingga Stasiun Tegalluar, Bandung, Jawa Barat.
Panjang rel kereta cepat Jakarta-Bandung adalah 142 kilometer. Diperkirakan, kereta dapat melaju dengan kecepatan 350 kilometer per jam. Dengan kereta itu, waktu tempuh antara Jakarta-Bandung diperkirakan hanya 40 menit.