TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tengah melakukan reaktivasi Kereta Api jalur Cibatu-Garut guna mendukung perkembangan pariwisata dan perekonomian di Jawa Barat. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berujar dana yang digelontorkan untuk reaktivasi tahap pertama yaitu Garut adalah sebanyak Rp 400 miliar.
BACA: Pelecehan di Kereta Viral, Korban Banjir Dukungan dari Warganet
"Ini merupakan program dari PT Kereta Api Indonesia. Reaktivasi Cibatu ke Garut ini adalah tahap pertama untuk melanjutkan reaktivasi jalur KA selanjutnya. Jadi bukan terbatas di Garut saja tetapi juga ada yang di Cianjur, ada yang di Pangandaran dan sebagainya," ujar Budi dalam keterangan tertulis, Sabtu, 27 April 2019. Adapun untuk reaktivasi jalur Cianjur menuju Padalarang akan menelan dana sebesar Rp 300 miliar.
Pendanaan untuk reaktivasi jalur kereta api itu, kata Budi, berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, PT KAI dan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha atau KPBU. Reaktivasi tahap pertama ini rencananya selesai pada Desember 2019 dan beroperasi pada Februari 2020.
BACA: Pelecehan di Kereta Viral, KAI: Kedua Pihak Sepakat Damai
"Program-programnya akan ada kombinasi dari APBN, PT KAI dan skema KPBU. Kita ingin mengaktifkan jalur-jalur lama itu diharapkan jalur-jalur lama itu bisa menghidupkan sektor ekonomi bagi keseharian masyarakat, khususnya bagi dunia pariwisata," ujar Budi.
Lebih lanjut ia menyatakan, ada beberapa tempat yang akan dilakukan reaktivasi di Jawa Barat, yaitu Cibatu - Garut - Cikajang, Cianjur- Padalarang, Bandung-Ciwidey,Rancaekek - Tanjungsari - Kertajati, dan Banjar-Pangandaran-Cijulang. Untuk tahun 2019 pembangunan akan difokuskan ke Cibatu - Garut - Cikajang dan Cianjur - Padalarang.
"Tahun ini kita konsentrasi di dua tempat, satu di Cibatu, kedua di Cianjur. Disini kurang lebih 60 sampai 70 kilometer, sedangkan di Cianjur kira-kira 50 kilometer, targetnya itu selesai tahun ini," ucap Budi. Ia menargetkan program reaktivasi ini selesai dalam kurun waktu lima tahun.
Budi mengatakan reaktivasi rute kereta api yang perlu banyak waktu pengerjaan adalah rute Ciwidey, Kertajati, dan Pangandaran. Pasalnya, pengerjaan di sana membutuhkan pembebasan tanah. "Kita harapkan program ini akan berlangsung satu sampai lima tahun," ujar Budi.