TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan PT Hero Supermarket Tbk. (Hero Group) menutup 26 gerai ditanggapi oleh Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia atau Aprindo Tutum Rahanta.
Baca: Usai Tutup 26 Gerai dan PHK Pegawai, Ini Fokus Hero Supermarket
Baca Juga:
Tutum menyebutkan, dalam persaingan usaha, tutupnya outlet dalam perusahaan retail merupakan pilihan jalan terakhir. "Dan semua telah didasari perhitungan untung dan rugi," ujarnya di Hotel Millenium, Rabu, 16 Januari 2019.
Pernyataan Tutum menanggapi keputusan Hero Group yang melakukan etisiensi operasional dengan menutup total 26 gerai. "Gerai yang ditutup ada Hero Supermarket dan juga Giant, ini sebagai strategi untuk mendukung keberlanjutan bisnis dengan memaksimalkan produktivitas kerja," ujar Corporate Affairs GM PT Hero Supermarket Tbk. Tony Mampuk, Senin, 14 Januari 2019.
Tony menuturkan alasan penutupan itu utamanya disebabkan oleh segmen bisnis makanan (food) yang lesu dan terus mengalami penurunan penjualan. Hingga kuartal IiI 2018, penjualan bisnis makanan turun sebesar 6 persen secara tahunan.
Akibatnya, kata Tony, muncul kerugian operasional sebesar Rp 163 miliar atau naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 79 miliar. "Ini menjadi alasan utama dilakukannya efisiensi," katanya.
Lebih jauh Tutum menjelaskan jika suatu outlet dianggap tidak bisa menjanjikan meski sejumlah strategi dijalankan, maka perusahaan harus segera berhitung apakah masih akan bertahan dan menunggu atau segera menutup gerai. Sejumlah strategi yang dimaksud mulai dari perubahan cara pemasaran, penurunan biaya tinggi hingga suntikan modal agar retail bertahan.
"Tapi kalau kalkulasi sudah tidak bisa disembuhkan, seperti orang kencing manis, harus amputasi," kata Tutum. "Kalau tidak akan menjalar ke seluruh tubuh."
Perusahaan yang baik, kata Tutum, akan menutupnya jika dia ingin mempertahankan perusahaannya. Dengan catatan efisiensi biaya di satu outlet yang tidak baik dia akan mencari outlet yang lebih baik. Selain itu, faktor internal juga mempengaruhi seperti persaingan sesama pemain antar supermarket lain atau lokasi penempatan outlet yang salah.
Baca: 532 Karyawan Hero Supermarket Kena PHK, 26 Gerai Ditutup
Menurut Tutum, Hero adalah pionir dalam modern supermarket. Di masa lalu Hero sudah mendapatkan tempat untuk dikunjungi masyarakat, namun seiring bergesernya waktu hal itu akan tertinggal. "Mungkin orang sudah pindah ke tempat yang lebih nyaman. Sah saja dia (Hero) menutup outlet atau merelokasi atau tutuplah outlet yang tidak menjanjikan itu."
MIS FRANSISKA