TEMPO.CO, Jakarta - PT Hero Supermarket Tbk (Hero Group) mengandalkan segmen bisnis non makanan (food) untuk menopang kinerja penjualan perusahaan. "Karena pertumbuhannya masih cukup kuat," ujar Corporate Affairs GM PT Hero Supermarket Tbk Tony Mampuk, Senin 14 Januari 2019.
Adapun hingga September 2018, perusahaan tercatat telah mengoperasikan 258 gerai Guardian untuk kategori kesehatan dan kecantikan, serta satu toko IKEA di bidang perabotan dan peralatan rumah tangga.
Baca berita sebelumnya: Karyawan Hero Alami PHK, Seribuan Buruh Demo
Dari sisi penjualan, hingga pertengahan tahun lalu telah menyumbang Rp 1,41 triliun dari total penjualan Hero Group sebesar Rp 6,84 triliun. Kontribusi penjualan itu tumbuh 27 persen secara tahunan. Sedangkan untuk segmen makanan tercatat menyusut sebesar 6,54 persen atau menjadi Rp 5,43 triliun.
Upaya untuk memperbesar porsi dari bisnis non makanan ini sudah dimulai Hero sejak tahun lalu. Presiden Direktur Hero Group Patrik Lindvall berujar untuk Guardian dan IKEA perusahaan menyiapkan rencana ekspansi yang berkelanjutan. "Kami menyiapkan tampilan dan produk eksklusif baru, juga membuka pusat distribusi barundi Surabaya," katanya.
Selain itu strategi bisnis lainnya yang dikembangkan di antaranya adalah mengoptimalkan peran apoteker untuk konsultasi pelanggan, keberagaman produk, dan memberikan jasa layanan kesehatan seperti pemeriksaan gula dan tekanan darah di gerai Guardian.
Sedangkan untuk IKEA, Hero Group menyiapkan pembukaan gerai baru di daerah Cakung, Jakarta Timur. Hal ini didukung oleh performa positif penjualan dan animo pengunjung di gerai pertama, IKEA Alam Sutera, Tangerang. "Saat ini kami sudah memiliki lokasi yang dekat dengan wilayah barat Jakarta, sekarang kami ingin menjangkau wilayah timur Jakarta."
Rencananya gerai baru tersebut selesai pada 2020 mendatang. IKEA sendiri merupakan ritel perabot rumah tangga asal Swedia yang dimiliki lisensinya sebagai operator di Indonesia oleh Hero Supermarket Group. Hingga 2018, total IKEA telah mengoperasikan 400 gerai di 52 negara, dengan total penjualan mencapai 38 miliar euro Rp 608 triliun (kurs Rp 16.000 per euro).