TEMPO.CO, Jakarta - Bukalapak telah menyerahterimakan mobil merek Mini Cooper seharga Rp 12.000 kepada pemenang program Serbu Seru bernama Dedi Heryadi pada Senin, 17 Desember 2018. Kendati demikian, Dedi yang berprofesi sebagai ojek online masih belum bisa membawa pulang mobil keluaran Inggris itu ke rumahnya di Tangerang Selatan.
Simak: Bukalapak Serahkan Mini Cooper Rp 12 Ribu ke Sopir Ojek Online
Baca Juga:
"Saat ini mobil belum bisa langsung dibawa pulang karena masih ada beberapa proses yang harus diselesaikan," ujar Public Relation Executive Bukalapak Miftachur Rochman dalam pesan singkat kepada Tempo, Senin, 17 Desember 2018.
Miftach, sapaan akrab Miftachur Rochman, mengatakan saat ini Bukalapak juga tengah berdiskusi dengan Dedi mengenai rencananya terhadap mobil dengan harga pasaran sekitar Rp 700 juta itu. Saat ini Dedi belum memutuskan apakah akan mempergunakan mobil itu untuk pribadi atau akan langsung menjualnya kembali. "Semua keputusan ada di tangan Pak Dedi," kata dia.
Hanya saja, Miftach mengatakan bahwa pada program Serbu Seru itu, seluruh pajak atas produk yang dibeli ditanggung oleh penyerbu terpilih. Besaran pajak yang perlu dibayarkan pun bergantung kepada jenis barang serbuan yang didapat penyerbu terpilih. "Untuk Mini Cooper sekitar 30 persen (dari harga pasar)."
Selain harus membayar pajak, Dedi juga mesti mengurus langsung surat-surat kendaraan dari Mini Cooper miliknya itu. Meski, Miftach mengatakan sebisa mungkin Bukalapak akan memberi bantuan kepada Dedi. Termasuk, apabila ia hendak menjual mobil keluaran Inggris tersebut.
CEO Bukalapak Achmad Zaky menyatakan siap membantu apabila Dedi berencana melelang mobil tersebut melalui Bukalapak. Pasalnya, melalui lelang, bisa saja harga mobil tersebut lebih tinggi ketimbang dijual biasa. "Siapa tahu harganya lebih mahal karena spesial, kami bisa bantu," kata dia.
Sebelumnya, Dedi Heryadi menilai pajak yang mesti dibayarkan untuk bisa membawa mobil itu tancap gas di jalan terlampau tinggi. "Untuk pajak tahunannya saja kalau saya yang pakai, hasil ngojek setahun saja bisa enggak nutup," ujar Dedi. Bukan hanya soal pajak, biaya perawatan untuk mobil keluaran Inggris itu juga dinilai kelewat mahal untuk Dedi yang sehari-hari berprofesi sebagai pengemudi ojek online itu.
Selain biayanya yang kelewat mahal, Dedi mengaku bingung mau memanfaatkan mobil mewah itu untuk apa. Menurut dia, duit hasil penjualan mobil itu bakal lebih bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan keluarganya. "Karena nilai manfaatnya juga kalau di saya kalau punya juga bingung buat apa."