Jakarta - Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan hingga hari ini masih belum mengeluarkan persetujuan impor jagung. Menurut Oke, sampai saat ini Perum Bulog belum mengajukan permohonan ke kantornya. "Jadi kami masih menunggu," ujar Oke di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat, 9 November 2018.
Baca juga: Blak-blakan Soal Impor Jagung, Menteri Darmin: Mentan yang Minta
Oke menduga permohonan itu masih belum dikirim lantaran persoalan administrasi. Misalnya surat penugasan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara. "Nanti lihat saja di Online Single Submission, Bulog akan mengajukan melalui OSS."
Kendati demikian, Oke memastikan persetujuan impor itu bakal dikeluarkan manakala permohonan Bulog sudah dilayangkan ke kantornya. Sebab, sejatinya Rapat Koordinasi Terbatas soal pangan di Kemenko Perekonomian sudah dilaksanakan dan hasilnya menugaskan Bulog untuk mengimpor jagung. "Jadi secepatnya (persetujuan impor keluar), saya menunggu. Dari rakortas kan sudah, tinggal Bulog mengajukan, tinggal menunggu administrasi dari BUMN," ujar Oke.
Saat ini, Bulog juga telah menggelar tender untuk memilih negara pengimpor jagung, kendati persetujuan impor belum keluar. Menurut Oke, langkah itu dilakukan Bulog untuk memastikan stok impor masuk sebelum akhir tahun ini. "Makanya Bulog sudah melakukan proses duluan," ujar dia.
Kemarin, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan pemenang tender negara pengimpor jagung akan diputuskan pekan ini. Negara pengimpor jagung nantinya harus memiliki kriteria yang baik, seperti kualitas dan kecepatan pengiriman. "Sedang saya jajaki. Kan banyak suplainya, ada dari Brasil, Vietnam, Thailand," ujarnya di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur.
Budi menjelaskan saat ini Bulog masih mengandalkan stok jagung domestik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Suplai tidak ke pengusaha besar, tetapi ke peternak kecil. Tidak sampai dua minggu sudah terdistribusi. Impor belum berlangsung," kata dia.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan impor jagung sebanyak 50 ribu ton dan maksimal 100 ribu ton hanya untuk stabilisasi harga. Sebab, harga jagung di pasar menyentuh Rp 5.000 per kilogram dan menyulitkan para peternak.
Amran melanjutkan, impor jagung akan dihentikan apabila harga di pasar turun. "Ini baru rencana impor 50 ribu ton oleh Bulog. Itu pun pemerintah yang impor, bukan dilepas," ujarnya.
KARTIKA ANGGRAENI