Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Uji Coba Rujukan Online BPJS Berakhir, Ada Banyak Masalah Tersisa

image-gnews
Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Rujukan, BPJS Kesehatan, Budi Mohamad Arief (kiri) dan Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Primer, BPJS Kesehatan, Dwi Martiningsih (tengah) mengumumkan berakhir masa uji coba dan dimulai masa transisi sistem rujukan online di Kantor BPJS Kesehatan, Jakarta Pusat, Rabu, 31 Oktober 2018. TEMPO/Fajar Pebrianto
Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Rujukan, BPJS Kesehatan, Budi Mohamad Arief (kiri) dan Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Primer, BPJS Kesehatan, Dwi Martiningsih (tengah) mengumumkan berakhir masa uji coba dan dimulai masa transisi sistem rujukan online di Kantor BPJS Kesehatan, Jakarta Pusat, Rabu, 31 Oktober 2018. TEMPO/Fajar Pebrianto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masa uji coba sistem rujukan online oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS Kesehatan resmi berakhir pada hari ini, Rabu, 31 Oktober 2018. Namun masih ada sejumlah masalah masih tersisa, seperti perbaikan data kapasitas layanan di rumah sakit dan waktu layanan dari dokter yang bertugas.

Baca: Berikut Rencana Dirut BPJS Kesehatan Tekan Defisit

Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Rujukan, BPJS Kesehatan, Budi Mohamad Arief, berharap seluruh masalah itu bisa selesai setelah masa transisi dan perbaikan rampung satu bulan ke depan. "Kami punya waktu hingga akhir November," kata dia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jakarta Pusat, Rabu, 31 Oktober 2018.

Dari data yang dihimpun BPJS, banyak rumah sakit melaporkan kapasitas layanan yang melebihi kemampuan mereka. Pada rumah sakit tipe A seluruh Indonesia, jumlah kapasitas yang dilaporkan mencapai 164.270 orang per hari, dari kapasitas sesungguhnya yang 22.689 orang. Sehingga terjadi perbedaan hingga 720 persen. Perbedaan berikutnya yaitu 550 persen di rumah sakit tipe D, 500 persen di rumah sakit tipe B, dan 460 persen di rumah sakit tipe C.

Walhasil, kondisi ini justru membuat terjadinya penumpukan pasien rujukan. Bahkan, tak jarang rumah sakit memaksa diri beroperasi lebih lama sehingga merugikan dokter yang bekerja di sana. "Ini bisa data yang dilaporkan lebih besar atau rumah sakit masih menggunakan data yang lama," kata dia.

Tempo menemukan permasalahan ini terjadi di RSUD Kembangan tipe D, Jakarta Barat. Seorang warga Meruya, Jakarta Barat yaitu Susi, 52 tahun, tidak kebagian nomor antrean untuk proses rujukan ke RS Pelni tipe B, Jakarta Barat. Ia datang pukul 10.30 WIB tapi kuota 20 orang yang dilayani oleh dokter mata di RSUD Kembangan yaitu dr. Karinca Sp.M, sudah ludes. "Pengen marah, padahal saya ini rutin bayar BPJS lho," ujarnya saat ditemui RSUD Kembangan, 3 Oktober 2018 lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak uji coba rujukan online pertama kali pada 15 Agustus 2018, BPJS Kesehatan sebenarnya telah mulai memverifikasi kembali kapasitas layanan rumah sakit agar akurat. Hingga berakhirnya masa uji coba, Budi belum bisa menyampaikan berapa banyak rumah sakit yang telah diverifikasi. "Itu datanya ada di kantor BPJS Kesehatan cabang, bukan pusat," kata dia.

Akibat belum selesainya seluruh proses perbaikan data layanan rumah sakit, maka penentuan waktu layanan dari tiap setiap dokter juga belum ditentukan. Keduanya saling berkaitan karena jumlah dan waktu layanan dari setiap dokter sangat berkaitan dengan banyak layanan di setiap rumah sakit. "Kalau misalnya dokter bertugas satu jam, dan waktu layanan per pasien dibatasi 10 menit, tentu otomatis kapasitas untuk satu dokter hanya 6 orang," kata Budi.

Baca: 4 Tahun Jokowi, Defisit BPJS Kesehatan Jadi Masalah Buruk

Akan tetapi, kata Budi, penentuan waktu layanan itu akan dilakukan oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia atau PB IDI. PB IDI akan menentukan berapa lama seorang seorang dokter spesialis tertentu menangani pasiennya. Menurut Budi, sejumlah organisasi seperti PB IDI, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia atau PERSI, Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia atau ARSSI dan organisasi lainnya, sepakat bersama-sama memperbaiki layanan rujukan online BPJS Kesehatan ini. "Semua tim akan mengawal di masa transisi," kata Budi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

5 hari lalu

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati memberikan pemaparan pada sebuah panel bertajuk
Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.


Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

8 hari lalu

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung, Priok, Jakarta, Senin, 15 Januari 2024. Namun nilai ekspor mengalami penurunan secara tahunan. Tempo/Tony Hartawan
Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.


Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

15 hari lalu

Shinta Widjaja Kamdani, CEO Sintesa Group.
Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.


Hari Kesehatan Sedunia, 269 Juta Penduduk Indonesia Telah Ikut Program JKN

19 hari lalu

Suku Baduy, JKN Mempermudah Menjangkau Akses Kesehatan
Hari Kesehatan Sedunia, 269 Juta Penduduk Indonesia Telah Ikut Program JKN

Program JKN disebut telah mencegah 1,6 juta orang miskin dari kemiskinan yang lebih parah akibat pengeluaran biaya kesehatan rumah tangga.


BPJS Kesehatan Sediakan Posko Pemeriksaan Kesehatan Gratis

21 hari lalu

BPJS Kesehatan Sediakan Posko Pemeriksaan Kesehatan Gratis

BPJS Kesehatan kembali menghadirkan layanan pemeriksaan kesehatan gratis.


4 Jenis Kecelakaan yang Tak Dijamin BPJS Kesehatan, Bagaimana Prosedur Klaimnya?

24 hari lalu

Petugas melayani peserta BPJS Kesehatan di kantor cabang Proklamasi, Jakarta.
4 Jenis Kecelakaan yang Tak Dijamin BPJS Kesehatan, Bagaimana Prosedur Klaimnya?

Begini syarat dan ketentuan jika korban kecelakaan dapat ditanggung BPJS.


4 Jenis Kepesertaan BPJS Kesehatan, Cek Perbedaannya

29 hari lalu

4 Jenis Kepesertaan BPJS Kesehatan, Cek Perbedaannya

Terdapat jenis-jenis kepesertaan BPJS Kesehatan, yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI) hingga Pekerja Penerima Upah. Berikut perbedaannya.


268 Juta Peserta JKN per Februari 2024, Dirut BPJS Kesehatan: Hampir Mencapai Target 98 Persen

30 hari lalu

Ilustrasi BPJS Kesehatan. Dok.TEMPO/Aditia Noviansyah
268 Juta Peserta JKN per Februari 2024, Dirut BPJS Kesehatan: Hampir Mencapai Target 98 Persen

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan per Februari 2024, terdapat 268 juta peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).


BPJS Kesehatan Optimistis Indonesia Capai UHC di Tahun Ini

30 hari lalu

BPJS Kesehatan Optimistis Indonesia Capai UHC di Tahun Ini

BPJS Kesehatan berkomitmen untuk menjamin seluruh penduduk Indonesia terdaftar dalam Program JKN.


Rumah Sakit Unpad Mulai Beroperasi, Pasien Belum Ditanggung BPJS Kesehatan

31 hari lalu

Suasana Rumah Sakit Unpad. Foto : Unpad
Rumah Sakit Unpad Mulai Beroperasi, Pasien Belum Ditanggung BPJS Kesehatan

Tenaga kesehatan Rumah Sakit Unpad berasal dari Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Farmasi, dan Psikologi di Unpad.