TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebutkan hari keempat Trade Expo Indonesia 2018 mencatatkan transaksi ekspor dan investasi senilai US$ 6,5 miliar. Angka ini melesat tajam dibanding target pemerintah sebesar US$ 1,5 miliar.
Baca: Silang Pendapat Sandiaga dan Enggartiasto soal Bawang Merah
Baca Juga:
Dalam penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) tahun ini, pemerintah pertama kalinya memasukkan kesepakatan investasi dalam expo tersebut. Tahun sebelumnya, pemerintah hanya fokus pada transaksi penjualan ke luar negeri.
Enggartiasto menyebutkan nilai investasi perdagangan yang disepakati Indonesia dengan negara lain mencapai US$5 miliar. Sedangkan sisanya merupakan nilai ekspor yang terjadi antara eksportir dan buyer.
“Investasi terjalin dengan beberapa negara, seperti Cina juga Thailand. Investasi itu lebih ke industri, produk IT di kawasan industri, industrial estate dari Cina, Thailand. Dominan dari China,” katanya di Indonesia Convention Exhibition, Tangerang, Sabtu, 27 Oktober 2018.
Menurut Enggartiasto kesepakatan ekspor yang dilakukan dengan pelaku bisnis lebih beragam. Beberapa kesepakatan ekspor di antaranya produk crude palm oil (CPO), produk olahan, produk kimia hingga kertas.
Namun tidak dijelaskan produk mana yang paling mendominasi ekspor kali ini. Meski telah melampaui target sebelumnya, pemerintah belum bisa memastikan pencapaian akhir pameran kali ini. "Sebelum expo dimulai kami sudah melakukan berbagai pendekatan dengan negara lain termasuk pendekatan yang dilakukan oleh perwakilan di luar negeri termasuk Kedutaan Besar RI, Indonesia Trade Promotion Center hingga Atase Perdagangan,” ujar Enegartiasto.
Baca: Jokowi Minta Pengusaha Manfaatkan Perang Dagang, Begini Caranya
Selama ini kata Enggartiasto, pemerintah melakukan upaya lebih ofensif untuk mendatangkan investasi serta meningkatkan nilai ekspor. Selain itu, kualitas produk dalam negeri harus terus ditingkatkan. Upaya ini dimaksudkan untuk meyakinkan para peminat luar negeri.
BISNIS