TEMPO.CO, Jakarta - Untuk meningkatkan iklim bisnis dan investasi, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional atau Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa Indonesia memiliki tujuh strategi inti. Menurut dia, ketujuh strategi tersebut telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Baca: Sri Mulyani Siapkan Insentif Teranyar untuk Tarik Investor
"Pemerintah Indonesia sangat mendukung investor atau perusahaan dalam negeri yang berniat untuk berinvestasi atau mengembangkan usahanya ke negara asing. Dukungan diberikan dalam bentuk pendampingan bagi investor atau firma, pelaksanaan kajian, hingga pencarian dan pengumpulan data investasi di negara tujuan,” kata Bambang saat memberikan sambutanya di acara tersebut, seperti dalam keterangan tertulis resmi yang diterima Tempo, Jumat, 26 Oktober 2018.
Pernyataan itu disampaikan oleh Bambang saat menghadiri acara 21st Century Global Investment Policymaking, forum rangkaian World Investment Forum 2018 yang diselenggarakan di kantor pusat United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), Jenewa, Swiss, Kamis, 25 Oktober 2018.
Dalam acara tersebut Mantan Menteri Keuangan ini menyampaikan tujuh strategi pemerintah Indonesia dalam meningkatkan iklim investasi. Menurut dia ketujuh strategi tersebut telah tertuang dalam mandat Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Adapun ketujuh strategi itu yakni pertama perbaikan kepastian hukum terkait aktivitas investasi dan bisnis. Kedua, penyederhanaan prosedur dalam mendapatkan izin/lisensi kegiatan bisnis dan investasi, baik di tingkat pemerintah pusat maupun daerah. Ketiga, pengembangan layanan investasi, di antaranya melalui One Stop Service (OSS) Center.
Keempat, pengembangan fasilitasi investasi dan insentif. Kelima, pendirian forum investasi. Keenam, perbaikan iklim ketenagakerjaan agar lebih kondusif. Terakhir, perbaikan kompetisi bisnis yang adil.
"Dengan mengimplementasikan strategi-strategi tersebut, investasi di Indonesia terus ditingkatkan. Selain itu, Pemerintah Indonesia juga menyadari bahwa isu yang kini tengah berkembang pesat adalah seputar Outward Direct Investment," kata Bambang.
Selain itu, Bambang menjelaskan, bahwa investasi yang ada di Indonesia akan sangat mendukung pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs). Khususnya, dalam meraih tujuan dalam hal pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Bambang juga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah berhasil menyerap banyak tenaga kerja dalam industri padat karya, dengan adanya Foreign Direct Investment dan Domestic Direct Investment, dalam kurun waktu 2018 hingga semester pertama 2018. Penyerapan pekerja tersebut tersebar di tiga sektor.
Pertama, sektor primer, meliputi tanaman pangan dan perkebunan, pertambangan, peternakan, dan kehutanan. Kedua, sektor sekunder, yakni industri makanan, industri bahan kimia dasar dan produk kimia, industri bahan logam dasar dan produk logam, industri tekstil, bahan kulit dan produk kulit, termasuk industri sepatu. Ketiga, sektor tersier, mencakup transportasi, pergudangan, telekomunikasi, kelistrikan, gas, air, konstruksi, hotel dan restoran, juga layanan lainnya.
Baca: 7 Perusahaan Gelontorkan Investasi Rp 6,07 Triliun di Danau Toba
"Dengan perbaikan terus-menerus, Indonesia akan mampu meraih target TPB/SDGs yang telah ditetapkan," kata Bambang.
Simak berita menarik lainnya terkait investasi hanya di Tempo.co.