TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengatakan stok ikan di Indonesia pernah mengalami penurunan drastis dalam kurun waktu 2003 hingga 2013.
Baca: Susi Pudjiastuti Enggan Ditanya Soal Sandiaga: Saya Tinggal Tidur
"Saya rasa kita butuh orang gila untuk mengatur negara ini, jadi saya di sini," ujar dia dalam acara Islamic Chamber of Commerce, Industry, and Agriculture (ICCIA) 2018 di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Selasa 23 Oktober 2018.
Semenjak kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Susi ditugaskan untuk membenahi sektor perikanan. Dalam presentasinya, Susi menunjukkan peningkatan stok ikan saat itu. Dalam kurun waktu dua tahun stok ikan naik dari 6,7 juta ton menjadi 11 ton.
Menurut Susi, hilangnya stok ikan dalam kurun waktu 2003-2013 dikarenakan regulasi yang membolehkan kapal asing menangkap di perairan Indonesia. "Karena memberikan izin untuk kapal asing berbendera Indonesia untuk memancing di sini," kata dia.
Sejak menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi banyak mengubah regulasi. Salah satunya penenggelaman kapal asing yang menjaring ikan di perairan Indonesia. Susi menyebutkan rincian jumlah kapal-kapal yang ia tenggelamkan.
Vietnam menduduki peringkat pertama, yaitu 276 kapal yang ditenggelamkan oleh Susi. Kemudian menyusul Filipina 90 kapal, Thailand 50 kapal, Malaysia 41 kapal, Indonesia 26 kapal, Papua Nugini 2 kapal, Cina 1, Belize Amerika Tengah 1 dan tanpa negara 1 kapal.
Baca: Lelang Barang Pribadi Susi Pudjiastuti Diperpanjang Pekan Depan
Selain itu, Susi juga menawarkan investasi pengolahan perikanan kepada para investor Timur Tengah yang hadir. dia menjelaskan, saat ini bisnis pengolahan perikanan merupakan hal yang menjanjikan. "Saat ini stok ikan naik hingga 18 juta ton selama empat tahun," ujarnya.