TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku sangat terkesan saat mengajar siswa kelas 6 Sekolah Dasar Negeri Kenari 7 yang berlokasi di Jalan Salemba No. 18, kawasan Senen, Jakarta Pusat. Menurut Sri Mulyani interaksi dengan siswa SD tersebut menjadi energi baginya.
Baca: Kala Sri Mulyani Berbagi Cara Kelola Uang Negara dengan Murid SD
"Yang kedua mereka ternyata sangat paham mengenai kondisi negaranya pada usia dini, mereka memiliki kesadaran terhadap bagaimana negaranya dijalankan," kata Sri Mulyani usai mengajar di SDN Kenari, Senen, Jakarta, Senin, 22 Oktober 2018.
Menurut Sri Mulyani mereka juga sudah mulai merasakan bagaimana memilih prioritas, ternyata mereka bisa. "Tapi waktu mereka menjalankan mereka butuhkan, ini menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka memiliki pemikiran yang luar biasa," ujarnya. Ia juga mengatakan dengan bimbingan yang baik mereka akan menjadi karakter yang bagus di masa depan.
Sebelumnya, Sri Mulyani masuk ke ruang kelas 6A SD tersebut dan menemui 25 murid. Di dalam kelas, ia menyapa puluhan murid tersebut. "Selamat pagi anak-anak. Siapa yang di sini mau menjadi Menteri Keuangan?," tanya Sri Mulyani.
Pertanyaan Sri Mulyani tersebut langsung direspons oleh sebagian anak-anak. Ia lalu mengajak lima anak maju ke depan kelas. "Siapa mau jadi menteri keuangan? Siapa jadi menteri pendidikan? Siapa yang mau jadi menteri PUPR bikin jalan tol? Bangun jembatan?" tanya Sri Mulyani.
Sri Mulyani lantas bertanya pada sejumlah murid. "Clara sama Melisa mau, ya. Menteri Kesehatan? Restu ya menteri sosial? Siapa yang mau jadi kepala polisi? Tasya," katanya sambil merespons anak-anak yang mengacungkan tangan.
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menunjuk Tasya sebagai menteri keuangan. Dengan uang Rp 2.000 triliun yang dimiliki Tasya, Sri Mulyani menginstruksikan menteri keuangan memberikan uang kepada menteri PUPR Rp 110 triliun, menteri pendidikan Rp 400 triliun, menteri kesehatan Rp 105 triliun, dan menteri sosial Rp 150 triliun.
Sri Mulyani bertanya kepada masing-masing anak yang menjadi menteri. "Bu Menkes uangnya mau dibuat apa saja?," kata Sri Mulyani. "Buat operasi bu," jawab anak yang ditunjuk menjadi menteri kesehatan, Restu.
Restu kemudian menyebutkan uang itu untuk membiayai operasi bagi orang yang tidak mampu dan juga untuk membangun rumah sakit. "Uangnya cukup tidak?" kata Sri Mulyani. Restu menjawab, "Cukup, bu."
Selanjutnya Sri Mulyani bertanya pada menteri PUPR, Clara. "Mau bangun apa di Papua, Kalimantan atau Jawa?" Clara menjawab, "Di Jakarta dulu, Papua juga."
Tak hanya kepada menteri-menteri cilik itu, Sri Mulyani juga bertanya bagaimana cara mengurangi utang. Siswa yang sedang duduk, Haikal menjawab bahwa untuk mengurangi utang orang-orang harus bayar pajak.
Sri Mulyani menghampiri Haikal dan mengapresiasi dengan tepuk tangan. "Ini tidak ditanya menteri-menteri yang di depan. Uangnya perlu dihemat-hemat atau tidak?," kata Sri Mulyani. "Perlu juga bu, semua menteri," kata Haikal.
Lebih lanjut Sri Mulyani berpesan bahwa mengurus negara itu seperti bermain di depan kelas tadi. Hal itu juga menggambarkan kondisi di seluruh dunia. "Ada yang kaya, ada yang miskin. Kebutuhan banyak dan tidak boleh dikorupsi. Jawa, Kalimantan, Papua, semua penting, namun dalam mengurus pasti ada prioritas," ucapnya.
Sri Mulyani mencontohkan kepada anak-anak tersebut yang memiliki kegiatan seperti belajar, bermain, bercerita dengan orang tua, dan lainnya. Menurut Sri Mulyani, semua penting dilakukan, tapi harus ada yang didahulukan atau prioritas. "Tidak boleh ditinggal salat, membantu orang tua, main game terakhir," kata anak-anak di kelas itu.
Baca: Sri Mulyani Dilaporkan ke Bawaslu, Kemenkeu: Itu Bukan Kampanye
Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan kegiatan mengajar tersebut sudah lakukan setiap tahun sejak 2016. Sejak saat itu pula seluruh jajaran Kemenkeu di semua daerah melakukan program kegiatan mengajar. Hal itu, kata Sri Mulyani, sebagai salah satu sarana untuk melakukan kegiatan sosial, juga memberikan berbagai macam pengetahuan secara mudah kepada anak-anak terutama ditingkat SD.