TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan industri baja di dalam negeri. Sebab, kebutuhan baja di pasar domestik saat ini lebih besar dari jumlah produksi yang ada.
BACA: Kementerian PUPR Luncurkan Katalog Baja Ringan
"Total produksi baja kasar seperti slab dan billet mencapai 7,8 juta ton pada tahun 2017, sementara jumlah konsumsi nasional sebanyak 13,6 juta ton," ujar Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 19 Oktober 2018.
Permintaan baja di dalam negeri memang cukup tinggi mengingat saat ini pemerintah tengah memacu pembangunan infrastruktur. Belum lagi, baja juga dibutuhkan oleh sektor manufaktur, misalnya industri otomotif. "Ada juga sektor lainnya yang memerlukan baja sebagai bahan baku, di antaranya industri perkapalan, alat berat, dan migas," ujar Doddy.
BACA: Lawan Tarif Impor Amerika Serikat, Turki Batasi Impor Baja Asing
Oleh karena itu, Doddy mengatakan pemerintah mengupayakan masuknya investasi baru dan mendorong industri yang sudah ada untuk melakukan ekspansi. Salah satu yang dipacu, kata dia, adalah klaster industri baja di Cilegon, Banten, yang ditargetkan memproduksi hingga 10 juta ton baja pada 2025. Selain itu, Kemenperin mempercepat pembangunan klaster industri baja di Batulicin, Kalimantan Selatan dan Morowali, Sulawesi Tengah.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, pemerintah juga bertekad untuk melindungi pasar industri baja di dalam negeri dari serbuan produk impor seiring dengan peningkatan kapasitas produksi di tingkat global. Untuk itu, diperlukan upaya sinkronisasi kebijakan yang berpihak kepada industri baja nasional mengingat potensi pasar domestik yang masih prospektif ke depannya.
"Industri baja di Indonesia semakin memperkuat struktur manufakturnya, karena tidak hanya memasok untuk sektor konstruksi, tetapi kini sudah mampu memenuhi kebutuhan sektor manufaktur lainnya seperti industri otomotif," ujar Airlangga. Ia meyakini industri baja domestik nantinya dapat menjadi sektor yang diperhitungkan di kancah dunia melalui kemampuan teknologi dan kualitas produknya.