TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha Dato Sri Tahir menilai kondisi perekonomian saat ini sangat kontras bila dibandingkan dengan krisis ekonomi 1998. Kendati, saat ini rupiah terus mengalami depresiasi.
"Saya optimistis, dengan ekonomi Indonesia di bawah Pak Presiden selama 4 tahun ini cukup bagus, stabil semua hal yang baik dan rating dari luar negeri juga dikatakan baik," ujar Tahir di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Senin, 15 Oktober 2018.
Baca: Selain Dato Sri Tahir, Ini Deretan Pengusaha yang Tukar Dolar
Beberapa hal yang tampak kontras, kata dia, misalnya dari segi peluang investasi yang cukup kondusif saat ini. Terbukti, banyak investasi asing yang masuk pada era sekarang, berbeda dengan 1997. Pada era 1996-1998, Tahir mengenang Indonesia melewati empat krisis, antara lain krisis perbankan, krisis nilai tukar, krisis perdagangan, dan krisis politik.
"Sampai sekarang tidak ada satu pun krisis yang kita alami," ujar Tahir.
Oleh karena itu, Tahir, yang juga CEO Mayapada Group, berharap langkahnya menukarkan dolar ke rupiah bisa diikuti oleh pengusaha lainnya. "Kami harapkan pengusaha-pengusaha yang lain juga tukarkan, kami yakin masih banyak pengusaha yang punya uang di Singapura," ujar Tahir.
Tahir mengimbau para pengusaha agar tidak perlu mengkhawatirkan perekonomian Indonesia. Apalagi, belakangan, perekonomian dalam negeri juga mendapatkan pujian dari kalangan internasional saat rapat tahunan IMF - Bank Dunia di Bali.
"Kami sebagai bankir dari Bank Mayapada, saya tidak menemukan ada rush nasabah beli dolar, jadi ada situasi lain sama sekali dengan 97 dan 98," ujar Tahir.
Mengenai rupiah yang melemah, Tahir menilai itu hanya penyesuaian yang terjadi. Ia mengatakan yang terjadi bukanlah rupiah yang melemah, melainkan dolar menguat. Sehingga, mata uang lain ikut terdepresiasi. "Jadi mata uang lain juga tidak ada yang kuat, itu sedang adjustment."
Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, kurs menyentuh level Rp 15.246 per dolar AS pada hari ini. Angka tersebut lebih lemah 52 basis poin ketimbang saat ditutup pada hari Jumat lalu, 12 Oktober 2018. Kala itu, rupiah berada di level Rp 15.194 per dolar AS.
Tahir optimistis rupiah bisa menguat apabila para pengusaha Indonesia bersatu dan menukarkan dolarnya. "Jadi bisa dihimbau, kami yakin pengusaha lain bisa transfer deposit pribadinya ke rupiah," ujar dia. "Saya kira sekarang juga wajib para deposan yang punya dana di luar negeri bisa pindah ke sini, tinggal soal komitmen."
Sebelumnya, Tahir mengumumkan aksinya menukarkan dolar-dolarnya ke rupiah. Ia merinci, dolar yang ia tukar ke rupiah adalah dolar AS sebanyak US$ 93 juta dan dolar Singapura SG$ 55 juta. Apabila dikonversi ke rupiah, uang itu ekuivalen sekitar Rp 2 triliun.
Dato Sri Tahir melaporkan penukaran dolarnya ke rupiah kepada Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada, Senin, 15 Oktober 2018. Menurut dia, duit itu berasal dari kocek pribadinya. "Ini enggak terkait dengan korporasi," ujar sang konglomerat.
Tahir adalah seorang konglomerat yang menempati posisi 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada 2017. Kekayaan Tahir tercatat mencapai angka US $ 3,5 miliar per Desember 2017. Berdasarkan situs Forbes teraktual kekayaan Tahir saat ini bisa mencapai US$ 3,8 miliar.