TEMPO.CO, LAMONGAN - Antisipasi banjir saat musim hujan datang, Pemerintah Kabupaten Lamongan, melakukan pengerukan 1000 embung (bendungan kecil). Untuk program itu, disediakan dana sebesar Rp 5,6 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Lamongan tahun 2018 ini.
Simak: Nilai Ekspor Lamongan Naik Rp 13 Miliar
Anggaran sebesar itu, di antaranya untuk membeli 14 excavator berupa backhole dan alat pengeruk tanah. Lokasi 1000 embung yang bakal dikeruk itu, menyebar di 27 kecamatan di seluruh Lamongan. Pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Lamongan, telah mendata embung yang hendak dikeruk.”Sudah ada 172 embung mengajukan untuk dikeruk,” ujar Kepala DPMD Lamongan, Khusnul Yakin, dalam keterangannya, Jumat sore Oktober 2018.
Pengerukan atas embung ini diharapkan bisa meningkatkan kapasitas tandon air di desa-desa. Diproyeksikan pengerukan ini akan mengangkat sekitar 135.460 meter kubik. Nantinya, jika embung sudah dikeruk, minimal bisa mengantisipasi banjir dan juga stok air untuk areal pertanian saat kemarau datang.
Bupati Lamongan Fadeli mengatakan pencanangan program pengerukan 1.000 embung diawali di Desa Dumpiagung Kecamatan Kembangbahu. Disebutkan, Pemerintah Lamongan menggratiskan pemanfaatan backhoe untuk pengerukan embung desa. Sementara operasionalnya akan didanai melalui APBDes sebagai bagian dari optimalisasi penggunaan dana desa.”Gratis untuk pinjam backhole-nya,” ujarnya.
Fadeli, mengatakan, beberapa tahun ini Lamongan sudah semakin nyaman saat musim penghujan tiba. Genangan yang terjadi di Bengawan Jero, kini surut dalam beberapa hari karena efektifnya penggunaan pompa banjir. Di luar itu, keberadaan tandon air di embung menjadi sangat penting. “Karena embung berguna baik musim penghujan pun kemarau,” imbuhnya.
Data di Kabupaten Lamongan menyebutkan, pada 2016, luas tanam jagung mencapai 65.737 hektare, terealisasi panen seluas 61.349 hektare dengan produksi mencapai 372.162 ton dan produktivitas 6,2 ton per hektare. Itu naik 15 persen dibanding produksi 2015 sebanyak 323 ribu ton. Pemerintah Lamongan juga sudah membuka kawasan percontohan pertanian modern dengan menggunakan benih Inpari 32 dan 33. Varietas ini diproyeksikan mampu mencapai produktivitas 10 ton per hektare.
Luas tanam padi Lamongan pada 2016 mencapai 158.160 hektare dengan produksi 1.053.796 ton dan produktivitas rata-rata 6,6 ton per hektare. Tahun 2017, ditargetkan produksi padi naik 10 persen.