TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan atau OJK bersama dengan PT Bursa Efek Indonesia atau BEI mengumpulkan para investor pasar modal pada Jumat, 7 September 2018. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen mengatakan dalam pertemuan tersebut digelar untuk merespon kondisi pasar modal khususnya perdagangan saham yang saat ini tengah volatile.
Baca juga: Rupiah Melemah, Rini Soemarno Siapkan Sejumlah Langkah
"Dalam pertemuan tersebut kami menjelaskan mengenai kondisi terkini kebijakan fiskal dan juga moneter. Bahwa otoritas ekonomi negara ada yang mengurus dan diurus dengan baik," kata Hoesen dalam konferensi persnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat, 7 September 2018.
Sebelumnya, OJK dengan difasilitasi oleh BEI mengelar diskusi panel investor gathering yang diselenggarakan di Main Hall BEI dengan tema “Menyikapi Volatilitas Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia.” Dalam acara itu, OJK mengundang Kepala Grup Riset Ekonomi Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter Bank Indonesia Reza Anglingkusumo, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara, dan Chief Economist PT Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra sebagai pembicara.
Dalam pertemuan itu, kata Hoesen, otoritas dan juga pemerintah menyampaikan bahwa semua indikator fiskal dan moneter saat ini dalam kondisi baik. Karena itu, ia meminta para investor pasar modal untuk tak perlu khawatir menyikapi kondisi saat ini.
"Sebab, kami sampaikan karena ada data pembandingnya, jadi bukan karena keyakinan membabi buta saja," kata Hoesen.
Hoesen menuturkan bahwa persoalan pasar modal saat ini memang mengenai kerentanan atau daya tahan pasar. Hal ini karena dominasi asing selama ini terhadap portofolio saham di bursa efek cukup besar. Namun, kondisi tersebut saat ini telah diimbangi lewat pertumbuhan investor domestik yang cukup banyak, sehingga bisa menopang volatilitas pasar saham.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan dalam pertemuan tersebut dirinya menyampaikan mengenai kondisi dan pelaksanaan APBN 2018 maupun APBN 2019 yang masih dalam pembahasan bersama DPR. Selain itu, dirinya juga menyampaikan mengenai penerimaan perpajakan dan pengeluaran negara.
Suahasil juga mengatakan dirinya juga menyampaikan mengenai kondisi perekonomian saat ini beserta tantangan yang kini dihadapi. Tantangan tersebut berupa kondisi ekonomi global, menurunnya nilai tukar rupiah dan melebarnya defisit transaksi berjalan.
"Kami juga jelaskan mana titik stabilitas yang perlu dijaga dan mana titik pertumbuhan yang bisa jadi potensi indonesia, ini bisa disampaikan pelaku pasar disampaikan kepada investor," kata Suahasil dalam acara yang sama.
Simak berita tentang OJK hanya di Tempo.co