TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi, 14 Agustus 2018, bergerak menguat sebesar 33 poin menjadi Rp 14.618 dibanding sebelumnya Rp14.651 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah Jeblok ke Level Rp 14.600 per Dolar AS
Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa Bank Indonesia (BI) yang melakukan lelang dalam mata uang dolar AS (foreign exchange-FX) swap menjadi salah satu faktor yang menjaga fluktuasi rupiah. "Dari dalam negeri sentimennya relatif cukup kondusif," katanya.
Menurut dia, sentimen negatif dari dalam negeri yang sebelumnya muncul seperti melebarnya defisit neraca pembayaran mulai cenderung mereda. Sebagian pelaku pasar meyakini fundamental ekonomi nasional masih kondusif.
"Stabilitas ekonomi kita masih cukup terjaga meski dibayangi ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan dolar AS cenderung melemah diperkirakan sebagai dampak dari aksi "profit taking" investor setelah dalam beberapa hari terakhir mengalami penguatan cukup tajam terhadap hampir semua mata uang dunia.
Nilai tukar rupiah, lanjut dia, berpotensi bergerak menguat menjelang lelang Surat Utang Negara (SUN). Imbal hasil SUN yang diperkirakan berada di level 7,8-7,9 persen kemungkinan cukup atraktif untuk mendorong masuknya investor ke pasar obligasi Indonesia.
ANTARA