TEMPO.CO, Kediri - PT Gudang Garam Tbk. mengirimkan puluhan rumah pengganti kepada korban gempa bumi di Lombok. Rumah kontainer itu sudah dilengkapi peralatan mandi, cuci, dapur, hingga kebutuhan rumah tangga.
Baca: Pasca Gempa Lombok, Layanan Bank Indonesia NTB Berjalan Normal
Sebanyak 25 rumah pengganti yang dikirimkan PT Gudang Garam Cabang Gempol ini berbentuk kontainer. Kontainer multi fungsi ini diklaim bisa menjadi tempat tinggal atau rumah singgah untuk kebutuhan pengungsi. “Kontainer ini bisa difungsikan tempat tinggal sementara dan posko kesehatan,” kata Kepala Bidang Humas PT Gudang Garam Tbk Kediri, Iwhan Tricahyono, Kamis 9 Agustus 2018.
Selain makanan dan air bersih, tempat tinggal menjadi kebutuhan utama puluhan ribu pengungsi di Lombok. Termasuk kebutuhan di dalamnya mulai kasur, bantal, sabun, panci, piring, termos, kipas angin, kompor gas dan tabung elpiji, air galon, ember, bedak bayi, botol susu, dot, hingga popok bayi dan lansia.
Baca: Gempa Lombok, 7.000 Turis Asing Dievakuasi dari Gili Trawangan
Tak hanya itu, perusahaan rokok terbesar di Kediri ini juga mengirimkan pakaian dan celana untuk pengungsi. Sebanyak 10 ton beras juga dikirimkan ke lokasi bencana untuk memasok kebutuhan dapur umum.
Iwhan mengatakan beberapa logistik dari Kediri seperti 1.990 selimut, 4.320 cup mi instan, 3.000 bungkus abon, paket telur asin, obat-obatan, dan pembalut wanita. Barang-barang tersebut dikirimkan ke lokasi bencana melalui pesawat angkut TNI AU Lanud Iswahyudi.
Tak hanya perusahaan besar, bencana Lombok ini juga memantik solidaritas para pelajar di Kota Kediri. Siswa Sekolah Dasar Plus Rahmat misalnya, berhasil menggalang donasi hingga Rp 14 juta hanya dalam sehari.
Selain dari uang saku siswa, donasi itu juga berasal dari orang tua dan para pengajar sekolah. “Kasihan lihat anak-anak di Lombok, mereka pasti tak bisa sekolah,” tutur Aisyah Lintang Kamila, pelajar kelas tiga SD Plus Rahmat.
Penggalangan dana di sekolah ini akan berlangsung hingga akhir pekan. Masyarakat umum juga dipersilahkan ikut menyumbang untuk disalurkan melalui lembaga resmi pemerintah yang bisa dipertanggungjawabkan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo menyebut jumlah korban tewas akibat gempa mencapai 131 jiwa. Namun beberapa pihak menyebut angka itu terlalu kecil. Lombok Utara menjadi kawasan terdampak gempa paling parah.