TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pembiayaan (multifinance) mulai mengerek suku bunga kreditnya, mengikuti kenaikan bunga dari perbankan sebagai salah satu sumber pendanaan utamanya. Hal itu sebagai respon dari kenaikan bunga acuan Bank Indonesia 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 100 basis points (bps) dalam dua bulan terakhir.
Baca juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 5,25 Persen
“Bunga sudah ada beberapa yang naik, kurang lebih 1 persen, sama dengan bank,” ujar Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno, kepada Tempo, Jumat 20 Juli 2018. Dia tak menampik jika kenaikan bunga dari perbankan dipicu oleh kondisi likuiditas yang mulai mengetat.
Namun, Suwandi mengatakan masyarakat tak perlu sepenuhnya khawatir, karena kenaikan bunga lebih diperuntukkan bagi debitor baru. “Kalau nasabah lama nggak ada pengaruhnya, nggak akan mengalami kenaikan, dan yang baru pun naiknya 1 persen, harusnya tak akan terlalu mengalami keberatan,” ucapnya. Dengan demikian, dia tetap optimistis rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga. “Lagipula NPL lebih ke masalah kemampuan membayar, jadi selain bunga kami lebih mengamati ke pekerjaan atau usaha debitor apakah mengalami gangguan, bagaimana keadaan keuangannya sejauh ini,” katanya.
Saat ini, rasio NPL multifinance pun menurut dia masih terkendali di kisaran 3,2 persen. Untuk mempertahankan performa yang baik, asosiasi pun meminta anggotanya untuk selalu memperhatikan kualitas kredit dan bersikap selektif. Hingga akhir tahun, pertumbuhan kredit multifinance pun diharapkan dapat mencapai target sebesar 8 persen.
BCA Finance salah satunya akan mulai menaikkan bunga sebesar 0,25 persen flat atau sekitar 0,5 persen efektif pada 2 Agustus mendatang. “Pertimbangannya memang karena cost of fund dari bank bunganya dinaikkan, tapi kami tetap optimistis NPL terjaga karena kualitas kredit menjadi prioritas,” ujar Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim. Adapun hingga Juni 2018, BCA Finance telah menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp 17,5 trliun, dari total target pembiayaan Rp 32,5 triliun pada akhir tahun ini. Target tersebut diketahui lebih rendah dari realisasi pembiayaan tahun lalu sebesar Rp 33,6 triliun dikarenakan prediksi pasar kendaraan bermotor yang belum bergairah.
Simak pula: Bank Indonesia Diprediksi Tak Menaikkan Suku Bunga di RDG Lanjutan
Sementara itu, Direktur PT BFI Finance Indonesia Tbk Sudjono mengatakan hingga akhir semester lalu pihaknya belum menaikkan suku bunga kredit. “Namun di semester dua ini pasti akan terjadi penyesuaian,” ucapnya. Dia menambahkan BFI Finance sejauh ini tak mengalami kesulitan dan masih mampu merealisasikan target pendanaannya. “Kami belum ada penarikan dana baru karena di akhir Juni kemarin obligasi dan pinjaman dari salah satu kreditor kami baru cair,” katanya. Sepanjang tahun ini, BFI Finance pun menargetkan penyaluran pembiayaan dapat tumbuh 20 persen dari realisasi tahun lalu.