TEMPO.CO, Jakarta - Pusat perbelanjaan Hardys di Bali menggandeng sekitar 100 usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk menghidupkan kembali bisnis ritel tersebut setelah mengalami kebangkrutan yang berimbas pada penutupan sejumlah gerai.
"Itu tidak bisa kami lakukan tanpa dukungan 100 UMKM, karena untuk membuka satu gerai itu membutuhkan modal yang besar," kata Komisaris Hardys Putu Suadnyana di Denpasar, Kamis, 5 Juli 2018.
Baca juga: Hardys Bali Buka Lagi, Aprindo: Ini Positif bagi Dunia Ritel Bali
Upaya manajemen menggandeng ratusan UMKM seakan menjadi suntikan energi baru untuk membuka gerai-gerai Hardys yang kini sudah ada beberapa yang mulai beroperasi, yakni yang berlokasi di Jalan Surapati Singaraja dan Tabanan. Dalam waktu dekat, Hardys juga akan membuka gerai di Panjer dan Gatot Subroto Denpasar.
Suadnyana menuturkan pembukaan beberapa gerai yang sudah beroperasi mendapat respon yang baik dari masyarakat. Cabang di Singaraja misalnya, pencapaian penjualan melebihi ekspektasi mencapai 200 persen dari target sebelum gerai ditutup.
Baca juga: Setelah Hardys, Penutupan Gerai Ritel Diprediksi Berlanjut
Hal serupa juga terjadi saat pembukaan gerai di Tabanan dengan tingkat penjualan mencapai 250 persen dengan kunjungan mencapai sembilan ribu orang. "Itu membuat kami optimistis bahwa ritel ini tidak turun. Animo masyarakat cukup banyak, apalagi dengan 600 ribu kartu pelanggan," katanya.
Pembukaan beberapa gerai Hardys setelah beberapa waktu meredup itu disambut antusias Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali. "Penutupan beberapa waktu lalu secara serentak memberikan efek negatif terhadap pertumbuhan bisnis ritel di Bali, sehingga gebrakan manajemen menggandeng UMKM merupakan terobosan penting," kata Pelaksana Tugas Ketua Aprindo Bali Agra Putra.
ANTARA