TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memastikan pariwisata Bali tetap aman dan kondusif untuk dikunjungi di tengah meningkatnya aktivitas Gunung Agung.
"Silakan ke Bali! Suasana Bali ok, teman-teman netizen juga silakan memposting suasana terkini di Bali. Silakan capture di Kuta, Nusa Dua, Seminyak, Sanur, Ubud, Uluwatu, Nusa Penida, Tanah Lot dan spot destinasi lain yang tetap ramai dan asyik," kata Menpar Arief Yahya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, 3 Juli 2018.
Baca juga: Terdampak Abu Gunung Agung, Bandara Banyuwangi Batalkan 14 Penerbangan
Aktivitas Gunung Agung memang meningkat dalam beberapa hari terakhir. Tercatat pada hari ini, Selasa, 3 Juli 2018, pukul 09.28 WITA, tinggi kolom abu teramati 2.000 meter di atas puncak (5.142 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi 3 menit 38 detik dan status Gunung Agung masih di Level III (Siaga). "Saya memperoleh laporan dari tim Crisis Center, Bali Tourism Hospitality, dan sampai sekarang suasananya kondusif," ungkap Arief Yahya.
Baca juga: Gunung Agung Erupsi, Hotel di Bali Masih Dipenuhi Wisatawan
Suasana seperti ini, kata Menpar, sebagai yang biasa dan pernah terjadi saat erupsi pertama pada 27 September 2017 yang juga sempat heboh, tetapi suasana di Bali sendiri kondusif dan tetap nyaman.
"Situasi on-off seperti ini memang kadang menyulitkan. Tetapi ya beginilah nature dan culture-nya Gunung Agung, seperti Bali ini. Tidak ada yang bisa memprediksi dengan tepat dan pasti, kapan akan terjadi erupsi," ungkapnya.
Baca juga: Erupsi Gunung Agung, Wings Air Batalkan 4 Penerbangan Domestik
Menurut dia, hal yang bisa dilakukan adalah melakukan antisipasi yang memang sudah disiapkan industri dan pemerintah. Namun, Menpar Arief tetap meminta masyarakat mematuhi rekomendasi yang sudah diumumkan.
Misalnya, mereka yang bermukim di sekitar Gunung Agung, para pendaki dan wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di zona radius empat kilometer dari puncak kawah.
"Lokasi atau kawasan berbahaya itu lokasinya jauh dari destinasi-destinasi di Bali. Jauh dari Kuta, Sanur, Nusa Dua, Nusa Penida, Tanah Lot, Uluwatu, dan sebagainya," kata Menpar Arief Yahya.
ANTARA