TEMPO.CO, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menyebutkan ada sejumlah faktor yang menyebabkan kemacetan parah di ruas tol Jakarta-Cikampek atau Tol Cikampek. Kondisi arus lalu lintas pada Selasa malam, 12 Juni 2018, di ruas tol itu terpantau padat merayap oleh kendaraan yang ingin keluar dari Jakarta.
General Manager Cabang Jakarta Cikampek Raddy R. Lukman mengatakan V/C Ratio atau rasio antara volume kendaraan dengan kapasitas jalan menunjukkan angka di atas ambang batas. Pembebanan ruas pada beberapa segmen yang sudah melampaui kapasitas jalan akibat beban lalu lintas yang tinggi.
Baca: Mudik, Empat Pekerjaan di Tol Jakarta-Cikampek Dihentikan
Raddy menjelaskan, tingginya komposisi non golongan 1 (kendaraan angkutan barang) rata-rata overload dan berkontribusi cukup signifikan terhadap gangguan lalu lintas. "Sehubungan kecepatan dan kemampuan manuvernya yang rendah," katanya seperti yang dikutip dari rilisnya, Rabu, 13 Juni 2018.
Selain itu, kata Raddy, terdapat peningkatan potensi kemacetan di Simpang Susun (SS) Cikunir sebagai titik pertemuan lalu lintas dari ketiga arah sehubungan dengan terkoneksinya Akses Tanjung Priok (JORR E3). Ada juga beberapa proyek yang berlangsung bersamaan di Tol Jakarta-Cikampek seperti Proyek LRT, Jakarta Cikampek Elevated 2, Kereta Cepat & Pemeliharaan Rutin yang berkontribusi mengurangi kapasitas jalan, gangguan/hambatan pergerakan lalu lintas.
Baca: Urai Kemacetan, Jasa Marga Berlakukan Contraflow di Tol Cikampek
Tak hanya itu, ada faktor penyebab kemacetan lainnya yakni jumlah pengunjung rest area yang melebihi kapasitas dengan ekor antrian yang mengganggu kelancaran lalu lintas di jalur utama. "Frekuensi kejadian gangguan kendaraan yang mogok, patah baut roda, yang cukup tinggi. Adanya pengguna jalan tol dengan saldo e-toll yang kurang saat transaksi di Gerbang Tol," tutur Raddy.
Sebelumnya diberitakan arus lalu lintas di ruas Jalan Tol Cikampek semakin padat menjelang tengah malam pada H-3 mudik lebaran, membuat sebagian kendaraan beralih ke Jalan Kalimalang arah Pantura. Volume kendaraan terus meningkat menuju Cikampek untuk menuju ke sejumlah daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, atau Jawa Timur.
Baca: Lebaran 2018, Jasa Marga Rekonstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek
Dari pengamatan Tempo melalui rekaman circuit closed television di sentra komunikasi tol Jakarta-Cikampek, kepadatan sudah terjadi sejak kilometer 3, Jatiwaringin, Pondok Gede. Kondisi ini terjadi sampai kilometer 37 di Cikarang Pusat.
Kepadatan lalu berlanjut di pertemuan antara tol Cipali dengan Cipularang di kilometer 70. Laju kendaraan di ruas jalan tol paling cepat hanya 20 kilometer per jam. Bahkan, sesekali tak bergerak.
Untuk memecah kemacetan, Jasa Marga kembali memberlakukan contraflow atau melawan arus di jalan tol Jakarta-Cikampek. Senior Specialist Corporate Communications Jasa Marga Irra Susiyanti mengatakan Jasa Marga memberlakukan contraflow untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas di jalan tol Cikampek, khususnya untuk menghindari bottleneck di Kilometer 37+800 dan titik kepadatan di rest area Kilometer 39.
“Mulai pukul 23.35 WIB diberlakukan contraflow dari Km 35+600 sampai dengan Km 47 arah Cikampek,” ujar Irra lewat keterangan tertulisnya, Selasa, 12 Juni 2018.
Atas diskresi dari pihak kepolisian, Jasa Marga memberlakukan contraflow di Tol Cikampek bagi kendaraan mudik, karena kepadatan arus lalu lintas di jalan tol Cikampek. Untuk mendukung kelancaran contraflow, Jasa Marga menyiagakan petugas dan rambu-rambu.
BISNIS | ADI WARSONO | CHITRA PARAMAESTI