TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan kenaikan harga daging ayam dalam beberapa hari terakhir bukan disebabkan oleh terbatasnya suplai di pasaran. Sebab, stok daging ayam saat ini masih dalam keadaan surplus.
Malahan, kata Amran, Indonesia telah mengekspor daging ayam ke lima negara yaitu Jepang, Papua Nugini, Timor Leste dan Malaysia, Singapore. "Jadi harusnya tidak ada alasan harga naik," kata dia saat ditemui seusai menghadiri Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Pengamanan Idul Fitri 2018 di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 5 Juni 2018.
Simak: Menteri Pertanian Amran Sulaiman Terkejut Harga Ayam Rp 36 Ribu
Menurut dia, kementerian telah ambil ancang-ancang menyiapkan stok pangan sejak tiga bulan sebelum bulan puasa Ramadan. Bahkan, stok disiapkan 20 sampai 30 persen lebih dari kebutuhan.
Kenyataannya di lapangan rupanya berbeda. Dalam rilis Senin kemarin, Badan Pusat Statistik menyatakan angka inflasi pada Mei 2018 mencapai 0,21 persen secara bulanan (month to month) atau 3,23 persen secara tahunan (year on year).
Baca:
Revisi Permentan, Menteri Amran Jamin Tak Ada Kartel Ayam
Pemerintah Atur Harga dan Suplai Bibit Ayam
Meski angkanya masih terkendali, Inflasi ini dipengaruhi oleh naiknya harga daging ayam dan telur ayam naik selama bulan puasa Ramadan. Harga ini diprediksi akan terus naik dari harga rata-rata saat ini sebesar Rp 40 ribu. Kepala BPS Suhariyanto pun meminta agar kedua komoditas ini diwaspai karena permintaan pun juga akan terus naik.
Baca: Kartel Permainkan Harga Pangan, Begini Kata Menteri Amran
Amran Sulaiman mengakui, harga daging ayam tetap naik meski suplai mencukupi. Ia menilai masalah ada di jalur distribusi yang diduga terhambat hingga aksi penimbunan. "Titiknya saya kurang tau, coba tanya ke Satgas Pangan,' ujarnya.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso menduga masih ada spekulan yang bermain dalam perdagangan daging ayam di pasaran. "Barangnya ada, hanya saja tidak dikeluarkan," kata Budi dalam acara yang sama.