TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengoperasikan 16 mesin pembangkit listrik bertenaga diesel (PLTD) baru berkapasitas 8.000 kilowatt (kW) di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Mesin diesel berkapasitas masing-masing 500 kW tersebut ditempatkan di enam lokasi, yakni di Pulau Laut, Pulau Serasan, Pulau Midai, Pulau Subi, Pulau Legong, dan Sistem Listrik Klarik di Kecamatan Bungguran Utara yang berada di Pulau Natuna Besar.
Baca Juga:
Baca juga: PLN Kebut Program Pelistrikan Desa di Natuna
Pengoperasian 16 mesin diesel tersebut bertujuan menarik investor, mendukung pertahanan keamanan, dan meningkatkan perekonomian warga setempat. Pasalnya, kehadiran mesin-mesin tersebut akan menambah jam operasional listrik PLN menjadi 24 jam per hari.
“Sebelumnya, listrik di Pulau Laut, Pulau Serasan, Pulau Midai, Pulau Subi, dan Pulau Legong atau yang dikenal dengan Pulau Tiga hanya beroperasi 14 jam sehari. Karena itu, hal ini dapat menjadi modal kuat bagi pemerintah untuk menarik investor, meningkatkan taraf hidup, dan mencerdaskan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau perbatasan dengan Cina, Kamboja, Filipina, Vietnam, dan Malaysia,” ujar Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Wiluyo Kusdwiharto dalam keterangan resmi, Rabu, 30 Mei 2018.
Baca juga: PLN Salurkan Listrik di 24 Desa Riau, Biayanya Rp 45 Miliar
Selain mengoperasikan mesin diesel, PLN membangun infrastruktur berupa jaringan tegangan menengah 20 kilovolt (kV), jaringan tegangan rendah, dan trafo distribusi untuk mengalirkan energi listrik ke sebelas desa baru dan dua desa lama.
Sebelumnya, masyarakat setempat menggunakan listrik dari perusahaan daerah dengan membayar Rp 150-400 ribu per bulan untuk listrik yang belum menyala 24 jam.
Saat ini, rasio desa berlistrik di Kabupaten Natuna sudah mencapai 90 persen dengan 69 dari 76 desa sudah dialiri listrik. Ditargetkan, pada 2019, Natuna sudah 100 persen berlistrik.