TEMPO.CO, Jakarta - Pelemahan rupiah menyebabkan cadangan devisa akan tergerus. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, memprediksi cadangan devisa Indonesia per April 2018 tergerus menjadi US$ 123 miliar atau tergerus sekitar US$ 3 miliar dari bulan lalu yang berjumlah US$ 126 miliar.
Bhima mengatakan hal ini tidak bisa terus-menerus dibiarkan. "Cadev pastinya akan terus tergerus untuk stabilitas nilai tukar. Bank Indonesia tidak bisa mengandalkan cadev sebagai satu-satunya instrumen untuk stabilitas nilai tukar,” ujarnya saat dihubungi Tempo pada Selasa, 8 Mei 2018.
Simak: Asian Games 2018 Datangkan Devisa Rp 3 Triliun
Untuk itu, kata Bhima, menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25-50 bps dinilai bisa menaikkan return instrumen investasi di Indonesia sehingga dana asing tidak melanjutkan capital flight. Analis Binaartha, Muhammad Nafan Aji Gusta, mengatakan hal serupa. “Cadangan devisa kita per April 2018 yang diproyeksikan tergerus menjadi US$ 125,7 miliar,” ujar Nafan saat dihubungi terpisah.
Seperti diketahui, perdagangan mata uang rupiah pagi ini dibuka di level Rp Rp 14.004 per dolar Amerika Serikat. Angka itu melemah tiga poin dari penutupan perdagangan pada sore kemarin di level Rp 14.001 per dolar Amerika.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah bersama dengan Bank Indonesia akan terus melakukan penguatan fondasi Indonesia agar nilai tukar rupiah terjaga. Hal tersebut merespons kondisi pasar yang saat ini sedang melakukan penyesuaian. Salah satunya terhadap perubahan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed.
"Fondasi kami perkuat, kinerja diperbaiki, sehingga apa yang disebut sentimen pasar itu relatif bisa netral terhadap Indonesia," tutur Sri Mulyani di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin malam, 7 Mei 2018.
DEWI NURITA | ADAM PRIREZA