TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Arie Setiadi Moerwanto mengatakan jalur Pantai Selatan dapat menjadi jalur alternatif bagi pengendara mudik lebaran 2018. “Kami promosikan untuk memecah arus mudik, terutama yang biaasa lewat Nagrek, itu bisa lewat Cilacap, terus Banjar,” kata dia kepada Tempo, Ahad, 6 Mei 2018.
Menurut Arie, jalur Selatan menyuguhkan pemandangan yang indah. Selain itu, cenderung lebih sepi karena belum banyak pengendara yang mengenal jalur tersebut. Untuk kondisi keamanannya, Arie menjamin jalanan tersebut aman untuk dilalui.
Baca Juga:
Simak: Mudik 2018, Menhub: Bandara Kertajati Bisa Digunakan
Arie menjelaskan jalanan di jalur selatan lebih baik dari jalur Pantura. Sebab, jalur Pantura kerap dilintasi oleh kendaraan berat yang membuat permukanaan jalan bergelombang dan berbahaya bagi pengendara motor.
Arie menuturkan pada H-10 jalur Pantura, juga jalur lainnya seperti jalur tengah dan Selatan, kondisinya akan lebih baik dan aman dilalui oleh para pemudik. “Saya jamin, kita akan kerja keras,” ucap dia.
Menurut Arie, jalur tengah yaitu Malangbong, Purwokerto, dan Yogyakarta kondisinya lebih baik. Dia juga menyarankan untuk menggunakan jalur Selatan yang pemandangannya indah, untuk memecah kemacetan arus mudik 2018.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan untuk mengurai kemacetan panjang, Budi mengatakan jalan umum nasional dapat digunakan sebagai jalur alternatif. Menurutnya, jalur tersebut saat ini sudah layak dan aman untuk digunakan. "Jalan umum nasional menjadi jalan alternatif," ujar dia.
Menurut Budi Karya, masih ada waktu selama enam minggu, untuk mendata ruas jalan umum nasional yang rusak. Dia berjanji pada Selasa, 8 Mei 2018 akan dikumpulkan data tersebut dari diberikan ke Kementerian PUPR untuk segera dibenahi agar siap sebagai jalur mudik yang aman.