TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI menargetkan penerapan kartu transaksi berteknologi chip tuntas pada tahun depan. Migrasi kartu transaksi dari saat ini yang masih menggunakan teknologi pita magnetik ke kartu berteknologi chip untuk mencegah skimming itu akan diberlakukan terhadap kartu anjungan tunai mandiri (ATM), debit, dan kredit.
Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan upaya migrasi kartu ke teknologi chip sudah mulai berjalan. Namun, dengan jumlah nasabah yang mencapai 50 juta, BRI memerlukan waktu. “Perkiraannya pertengahan tahun depan selesai semua,” kata dia di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 15 Maret 2018.
Baca: Kasus Dana Nasabah BRI Raib, Kartu Debit Non Chip Lebih Berisiko
Saat ini, Suprajarto menambahkan, baru 5 persen nasabah BRI yang kartu pembayarannya telah menggunakan teknologi chip. Sebagian besar kartu yang sudah beralih adalah yang berada di bawah jaringan Master Card.
Migrasi kartu pembayaran ke teknologi cip itu diperlukan untuk menekan kasus kejahatan skimming yang belakangan marak kembali. Sedikitnya 87 nasabah BRI menjadi korban pembobolan rekening. Sebanyak 33 di antaranya adalah nasabah BRI kantor cabang pembantu unit Ngadiluwih, Kediri, dan 54 orang nasabah kantor cabang pembantu unit Purwokerto.
Suprajarto mengatakan kasus itu terjadi di satu unit ATM saja. Ia pun memastikan bahwa polisi telah menangkap pelakunya. Meski begitu, BRI berkomitmen akan meningkatkan pengawasan, antara lain dengan melakukan patroli. “Rupanya harus rutin patrolinya,” tuturnya.
Bank Indonesia menargetkan pada 2021 semua bank nasional sudah menggunakan kartu transaksi berteknologi chip. Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman Zainal, mengatakan target itu diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.17/52/DKSP tanggal 30 Desember 2015 tentang Implementasi Standar Nasional Teknologi Cip Kartu ATM/Debit.
Landasan hukum surat edaran itu adalah Peraturan Bank Indonesia No.14/2/PBI/2012 tentang National Standard Indonesian Chip Card Specification (NSICCS). Agusman mengatakan teknologi chip lebih aman dibanding teknologi pita magnetik, salah satunya untuk mencegah kejahatan skimming. “Lebih mahal memang, namun lebih aman,” kataya.