TEMPO.CO, Denpasar - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan isu sumber daya manusia penting lantaran sangat relevan dengan kondisi yang dihadapi seluruh negara di dunia terkait pemulihan ekonomi yang belum disertai kenaikan produktivitas. Dengan begitu, investasi di bidang SDM atau human capital perlu didukung untuk menopang pemulihan ekonomi tersebut.
Hal ini disampaikan Seminar International on Human Capital as a New Driving Force of Economy. Seminar merupakan bagian dari rangkaian program Voyage to Indonesia menuju sidang tahunan IMF-World Bank2018. Seminar bertujuan untuk merumuskan berbagai rekomendasi kebijakan untuk mengatasi masalah-masalah di bidang sumber daya manusia.
Baca: Batik Tulis Sri Mulyani Laku Terjual Rp 10 Juta dalam Lelang
Lebih jauh Sri Mulyani menilai human capital dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan di dunia. Apalagi saat ini, isu mengenai human capital sangat relevan dan menjadi topik di semua seminar.
Di lain sisi, human capital saat ini juga sedang dihadapkan dengan gencarnya perkembangan teknologi. Perubahan dan perkembangan teknologi dinilai tidak hanya memberikan potensi namun juga mendegradasi kesempatan kerja manusia. Diprediksi akan ada 5 juta pekerjaan yang hilang karena teknologi.
"Dikhawatirkan pemulihan ekonomi tidak akan berlanjut tanpa ada perbaikan produktivitas, jadi isu produktivitas menjadi sangat penting agar kondisi ekonomi global menjadi sehat dan bisa bertahan lama dalam pemulihannya," kata Sri Mulyani, Kamis, 1 Maret 2018.
Menurut Sri Mulyani, investasi di bidang sumber daya manusia saat ini begitu penting dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran negara. Adapun SDM yang berkualitas dapat dilihat dari tiga aspek yaitu pendidikan, kesehatan, dan kesetaraan gender.
Indonesia selama 10 tahun belakangan telah memfokuskan program pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM. Adapun sebanyak 20 persen anggaran negara difokuskan untuk pendidikan yang programnya meliputi Kartu Indonesia Pintar, Wajib Belajar 9 tahun, Bantuan Operasional Sekolah, hingga beasiswa bidik misi.
Sementara, untuk kebijakan mengenai kesehatan, pemerintah telah mengalokasikan 5 persen dari anggaran negara untuk meningkatkan kecukupan nutrisi dan program perlindungan lainnya. "Ini bukan politik anggaran, ini sangat jelas berpihak pada pembangunan human capital," katanya.
Sri Mulyani mengakui saat ini tantangan yang dihadapi negara-negara di dunia adalah memanfaatkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan human capital. Daerah yang minim sumber daya alam tidak berarti akan lambat dalam hal pertumbuhan ekonomi. Semua itu bergantung pada human capital yang memanfaatkan sumber daya tersebut. "Walaupun ada sumber daya alam, kalau kualitas manusia tidak baik maka tidak bisa dimanfaatkan," katanya.
Seminar dibagi dalam tiga sesi, menghadirkan pembicara utama beberapa menteri kabinet kerja--salah satunya adalah Sri Mulyani, ahli lembaga keuangan internasional, negara-negara maju dan berkembang, profesional, dan akademisi. Sesi pertama mengangkat topik Human Capital as a Driver of Economic Growth and the Foundation of Prosperity, sesi kedua mengenai Human Capital and Future Work, dan sesi ketiga tentang Key Opportunities and Challenges in Human Capital Investment.