TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan akan mengevaluasi direksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk setelah merosotnya bekisting pier head proyek jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), yang terjadi pada Selasa, 20 Februari 2012.
“Pasti akan dievaluasi semua. Kami lihat di lapangannya, kejadian dan kelalaiannya seperti apa,” katanya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu, 21 Februari 2018.
Simak: 7 Kecelakaan Proyek Waskita Karya di 6 Bulan Terakhir
Sejak Agustus 2017, tercatat tujuh proyek PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengalami kecelakaan kerja. Ketujuh proyek PT Waskita Karya itu di antaranya kereta cepat ringan (light rail transit/LRT) Palembang (4 Agustus 2017), jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (22 September 2017), dan jalan tol Pasuruan-Probolinggo (29 Oktober 2017). Selain itu, jalan tol layang Jakarta-Cikampek II (16 November 2017), jalan tol Pemalang-Batang (30 Desember 2018), tembok Jalan Perimeter Proyek Kereta Bandara (5 Februari 2017), dan yang teranyar adalah jalan tol Becakayu (20 Februari 2018).
Rini menilai pentingnya jabatan yang bertanggung jawab terkait dengan keselamatan dan keamanan kerja. “Jadi harus ada direktur atau SVP (senior vice president) yang bisa bertanggung jawab langsung di pusat mengenai keselamatan,” ujarnya.
Kecelakaan infrastruktur berulang tersebut membuat seluruh proyek jalan layang (elevated) yang sedang berlangsung dihentikan. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono menjelaskan, proyek yang dihentikan tidak hanya yang di Jakarta, melainkan di seluruh Indonesia.
Konstruksi jalan layang, seperti pembuatan jalan tol, jembatan, dan LRT di Jawa ataupun Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, termasuk proyek pembuatan jembatan di Papua, juga turut dievaluasi.
"Saya rekomendasikan ke Menteri Perhubungan ada kesalahan konstruksi, semua harus dibongkar, baik yang roboh maupun yang tidak," tutur Basoeki.
Selain itu, proyek LRT Jakarta dan Palembang turut dievaluasi. Menurut dia, hal itu dilakukan untuk mengevaluasi sekaligus memastikan agar kedua proyek strategis tersebut bisa berjalan dengan aman.
"Iya, kami akan perhitungkan. Ini kan enggak mungkin setahun berhenti. Nanti ada prioritas mana yang akan dievaluasi duluan," ucapnya.
Basoeki tak ingin kecelakaan kerja konstruksi dalam berbagai proyek PUPR ke depan terjadi lagi. "Sudah tak bisa, kalau konstruksi tidak ada kompromi, dihentikan sementara, dievaluasi," katanya.