TEMPO.CO, Jakarta - Saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk ditutup melemah pada posisi 2.940 pada perdagangan hari ini, Rabu, 21 Februari 2018. Saham emiten berkode WSKT ini tercatat menurun 110 poin atau 3,61 persen setelah dibuka pada level 3.050 pada pembukaan perdagangan tadi pagi.
Tercatat ada 49,74 juta saham yang diperdagangkan dalam 6.358 kali transaksi perdagangan dengan nilai Rp 146.81 miliar.
Kendati bergerak memerah selama dua hari terakhir, pelemahan ini disebut bukan lantaran terjadinya kecelakaan bekisting pierhead Tol Bekasi Cawang Kampung Melayu (Becakayu) yang berujung pada dihentikannya proyek konstruksi tersebut. Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan turunnya harga saham WSKT sebagai koreksi wajar.
"Selain sektor konstruksi, terdapat sektor-sektor lain ada yang mengalami koreksi sehat. Wajar hal ini disebabkan oleh faktor terkoreksinya IHSG sejak kemarin lalu setelah penguatan signifikan," kata Nafan.
Simak: 7 Kecelakaan Proyek Waskita Karya di 6 Bulan Terakhir
Nafan mengatakan, pergerakan saham Waskita dalam enam bulan terakhir juga tak menunjukkan adanya kontribusi sejumlah kecelakaan yang dikerjakan perusahaan pelat merah tersebut. Saham Waskita memang tercatat mengalami penurunan pada bulan September hingga Oktober 2017. Harga saham Waskita turun ke zona merah menyentuh level terendah pada posisi 1.775.
Sebagai catatan, pada September dan Oktober 2017 lalu juga terjadi kecelakaan pada proyek konstruksi yang dikerjakan Waskita dan anak usahanya. Kecelakaan tersebut yakni ambruknya girder Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi) dan Pasuruan Probolinggo.
Kendati begitu, Nafan berpendapat sentimen negatif tersebut tidak memengaruhi pergerakan harga saham Waskita. Dia berujar, justru tampak bullish tren pada daily chart pergerakan harga saham Waskita.
"Perhatikan pada Oktober 2017 lalu bahwa pergerakan harga sudah mulai membentuk fase akumulasi dalam rangka membentuk pola uptrend ke depannya. Dan pada akhirnya pergerakan uptrend sudah terjadi hingga saat ini," kata Nafan.
Dia melanjutkan, pasar tidak terlalu merespons sebab secara umum para pelaku masih wait and see. Nafan memperkirakan momen moratorium dari pemerintah ini akan dimanfaatkan Waskita Karya untuk melakukan evaluasi demi meningkatkan kualitas pengerjaan proyek-proyek infrastruktur mereka ke depannya.
"Jika sentimen positif ada, maka mereka akan kembali mengakumulasi. Apalagi kita masih menantikan hasil kinerja laporan keuangan kuartal empat 2017 emiten-emiten konstruksi. Proyeksi kami tetap positif," kata Nafan.