TEMPO.CO, Jakarta - Langkah penguatan nilai tukar rupiah terhenti pada awal perdagangan pekan ini, Senin, 19 Februari 2018.
Rupiah ditutup melemah 0,27 persen atau 36 poin di Rp 13.560 per dolar AS, setelah dibuka dengan depresiasi 17 poin atau 0,13 persen di posisi 13.541.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp 13.530–Rp 13.571 per dolar AS.
Bersama rupiah, mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau melemah, dipimpin oleh dolar Taiwan yang melemah 0,47 persen, disusul peso Filipina yang turun 0,43 persen. Hanya ringgit Malaysia saja yang tercatat mengalami apresiasi, yakni sebesar 0,11 persen.
Baca juga: Ekonomi AS Kurang Kondusif, Kurs Rupiah Diprediksi Melemah
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau berbalik menguat 0,11 persen atau 0,101 poin ke level 89,201 pada pukul 16.40 WIB.
Dolar mengalami rebound kecil pada perdagangan hari ini karena investor melakukan buyback greenback setelah terjun ke posisi terendah tiga tahun.
Dolar telah tertekan oleh berbagai faktor tahun ini, termasuk kekhawatiran bahwa pemerintah AS mungkin mengejar strategi dolar yang lemah, serta terkikisnya imbal hasil obligasi karena negara-negara lain mulai mengurangi kebijakan moneter yang longgar.
Kembalinya risk appetite pekan lalu setelah penurunan pasar saham besar di awal Februari juga telah menekan dolar, namun pada hari Senin greenback mendapat pijakan setelah sejumlah investor membeli dolar pasca penurunan baru-baru ini.
"Fakta bahwa aksi jual dolar kehabisan tenaga pada hari Jumat tidak membuat adanya harapan semuanya berakhir," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan.
Pada akhir perdagangan Jumat, 16 Februari 2018, rupiah ditutup menguat 0,27 persen di posisi Rp 13.524 per dolar AS.