TEMPO.CO, Bojonegoro - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tidak menjawab pertanyaan soal beras impor. Menteri asal Sulawesi Selatan ini justru lebih bangga menyatakan bahwa hari-hari ini sudah ada panen raya.
”Kita hari ini panen raya. Soal beras impor, bukan domain saya,” ujarnya saat mengikuti panen raya di Desa Gedong Arum, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Senin, 22 Januari 2018.
Baca Juga:
Kemudian Andi mencontohkan, dalam panen raya di Desa Gedong Arum, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, ada sekitar 1830 hektare. Dalam minggu-minggu ke depan akan disusul lagi dengan luas tanaman padi 5.000 hektare, yang bisa dipanen di seluruh Bojonegoro. Karena itu, memasuki Februari, yang hanya tinggal beberapa hari, akan ada puncak panen raya.
Baca: Komisi IV DPR RI Tolak Impor Garam jika...
Sedangkan untuk tingkat nasional, Andi melanjutkan, dalam 1 bulan 1 minggu ke depan, bakal ada panen dengan produksi dua juta hektare. Lalu menyusul pada Februari ada panen dengan luas lahan 1,7 juta hektare. Total yang bisa dihasilkan nantinya 5-6 juta ton beras.
Andi mengatakan, terkait dengan informasi ia sampaikan, semua meyakini saat ini sudah masuk panen raya. Ada juga yang mengatakan harga gabah turun hingga Rp 600, Rp 400, hingga Rp 200 per kilogram.
Dari pengalaman seperti ini sebelumnya, pihaknya terbiasa dengan melihat data. Selain itu, biasanya ada kecenderungan harga tidak akan naik lagi hingga enam bulan. "Justru harga cenderung stabil," ucap Andi.
Untuk mengantisipasi musim paceklik, Kementerian Pertanian telah membuat strategi pangan, yakni dengan mengubah strategi tanam. Lalu muncul slogan "tiada hari tanpa panen". Ada juga slogan "tiada hari tanpa mengolah tanah". Sebab, musim paceklik diusahakan akan dihilangkan.
Intinya, Andi melanjutkan, pihaknya memberikan solusi permanen untuk menghilangkan musim paceklik, terutama pada November, Desember, dan Januari, di antaranya dengan membangun embung.
Selain itu, memperbaiki irigasi, membagikan alat mesin pertanian, serta memperbaiki saluran. Hal ini telah dirancang tiga tahun lalu pada 2015. Adapun irigasi tersier yang dibangun sepanjang 3,4 juta hektare. Ada juga target membangun satu juta embung. “Itu dalam rangka menghilangkan musim paceklik,” ucapnya menanggapi soal beras.