TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan kunci utama dalam mendorong industri agar bisa menghadapi era ekonomi digital termasuk industri 4.0 adalah pendidikan. Pendidikan di sini artinya bagaimana meningkatkan kompetensi para guru dan dosen yang mengajar di seluruh unit pendidikan binaan dan balai diklat industri.
Oleh karena itu, Airlangga menilai diperlukannya peta jalan dan sistem pengajaran yang terpadu sehingga bisa menciptakan sumber daya manusia (SDM) sesuai kebutuhan dunia industri saat ini. “Kami dorong supaya mereka menyiapkan kurikulum untuk keperluan industri nasional di era digital,” katanya melalui keterangan resmi, Jakarta, Kamis, 28 Desember 2017.
Baca: Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0
Menurut Airlangga, saat ini Kemenperin memiliki sembilan SMK kejuruan, sembilan politeknik dan satu akademi komunitas yang telah menjadi rujukan bagi pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Airlangga menekankan mata kuliah Bahasa Inggris, Statistika dan Koding merupakan mata kuliah wajib untuk mendukung pengembangan SDM di industri digital.
Selain itu, kata Airlangga, dunia pendidikan di Indonesia harus berubah dengan menggunakan metode problem based learning dan evidence based learning. “Sehingga siswa langsung belajar menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam dunia industri,” ucapnya.
Airlangga meminta agar seluruh unit pendidikan di lingkungan Kemenperin lebih berperan aktif dalam mendukung program pendidikan dan pelatihan vokasi yang sedang dikembangkan oleh pemerintah. Menurut dia, dengan SDM yang terampil produktivitas industri dalam negeri akan bersaing di kancah global.
Sebab, menurut Airlangga, daya saing suatu negara dapat ditentukan juga dengan kemajuan industrinya. “Kemudian, kemajuan industri akan berimbas pada ketersediaan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat,” ujarnya.
Airlangga juga menyampaikan, diperlukan berbagai program strategis untuk memastikan bahwa industri di Indonesia semakin banyak menyerap tenaga kerja lokal. Salah satunya melalui peluncuran program vokasi link and match antara SMK dengan industri yang sejalan dengan Inpres Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SDM Indonesia.