TEMPO.CO, Jakarta -Indonesia dan Jepang bekerja sama mengembangkan industri kecil dan menengah di beberapa provinsi di Indonesia. Kerja sama dilakukan oleh Kementerian Perindustrian dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam program pengembangan industri kecil dan menengah.
"Tahun ini, lima provinsi telah menyatakan siap untuk berkomitmen dalam program tersebut," ujar Direktur Jenderal IKM Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kemenperin Gati Wibawaningsih dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu, 24 Desember 2017.
Gati mengatakan kelima provinsi tersebut antara lain Bangka Belitung untuk pengembangan produk kerajinan pewter timah di Bangka Barat, Sulawesi Tenggara untuk produk tahu dan tempe di Konawe Selatan, dan Sulawesi Selatan untuk kerajinan perak dan emas di Makassar. "Juga di Kabupaten Dogoyai, Papua, untuk pengolahan kopi, serta di Kota Pasuruan, Jawa Timur, untuk industri komponen kapal dan pengecoran logam," katanya.
Gati berpendapat pemilihan daerah untuk pengembangan IKM antara Indoenesia dan Jepang tersebut didasari antara lain oleh sumber dukungan dan pengembangan tema strategis. Selain itu, pengembangan tema afirmatif dalam industri juga menjadi salah satu alasan pemilihan. "Sumber dukungan yang dimaksud, meliputi ketersediaan anggaran APBN atau sinkronisasi anggaran dekonsentrasi dan dana alokasi khusus," ujarnya.
Dalam pengembangan tema strategis, tutur Gati, dibutuhkan penguatan hubungan antara industri pendukung dengan industri skala besar. Hal itu, kata dia, juga diikuti oleh pemberdayaan wirausaha indsutri dan pengembangan pasar internasional. "Sedangkan, pengembangan tema afirmatif, dipertimbangkan pada daerah tertinggal atau perbatasan," tuturnya. "Maka, dipilih tiga provinsi yang menjadi target awal program lanjutan ini, yaitu Sulawesi Selatan, Jawa Timur, dan Papua."
Gati menambahkan sebelumnya Indonesia dan Jepang telah melakukan kerja sama pada tahun 2013-2016. Kerja sama tersebut juga dilakukan di lima provinsi di Indonesia untuk mengembangkan industri kecil dan menengah. "Sebelumnya berada di Sumatera Utara, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, serta Kalimantan Barat," ujarnya.