TEMPO.CO, Jakarta -Asisten Gubernur Bank Indonesia Dyah Nastiti mengungkapkan penyebarluasan informasi terkait kebijakan moneter wajib mengikuti pola gaya hidup masyarakat digital saat ini. "Kebijakan itu harusnya dapat dipahami seluruh masyarakat, seluruh umur dan juga dilaksanakan. Maka semakin muda sasaran kebijakan maka cara komunikasi pun semakin muda," kata Dyah saat ditemui usai membuka Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia di Jakarta 20 November 2017.
Dyah menggungkapkan saat ini usia penduduk Indonesia semakin muda. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016 rata-rata umur orang Indonesia 28 tahun dan 65 persennya di bawah 39 tahun.
Merujuk hal itu, katanya, maka bisa dikatakan sebagian besar penduduk Indonesia adalah digital native, yaitu mereka dibesarkan di era digital. Maka Bank Indonesia akan menyasar generasi muda menggunakan metode komunikasi singkat, padat, dan lengkap dengan gambar serta suara.
Ia menganggap ini perlu karena digital native mengambil peranan penting dalam inklusi keuangan. "Digital native yang nanti meningkatkan inklusi keuangan salah satunya dalam elektroniksasi pembayaran digital," katanya kemudian.
Hal yang sama juga disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dia mengatakan digital ekonomi memiliki peranan penting dalam efisiensi penyelesaian permasalahan masyarakat. "Kalo pejabat saya gaptek pilihannya hanya dua dipecat atau mengundurkan diri," kata Ganjar.
Selain memanfaatkan teknologi sosial media sebagai alat komunikasi, Ganjar pun menggunakan aplikasi Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi (SIHATI) untuk pengendalian inflasi daerah. "Rencananya aplikasi ini akan diterapkan secara nasional," ujarnya.