Gaikindo Berharap Ekonomi Meningkat  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 19 Oktober 2016 18:03 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) melihat Pameran otomotif berskala internasional, Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 di Indonesia Convention and Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, 11 Agustus 2016. GIIAS 2016 berlangsung 11-21 Agustus 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) berharap pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK) melakukan terobosan kebijakan ekonomi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar.

Pasalnya, menurut Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto, memasuki dua tahun masa pemerintahan Jokowi-JK sejak dilantik pada 20 Oktober 2014, pertumbuhan industri otomotif secara keseluruhan saat ini hanya mengalami kenaikan sekitar 2,5 persen dibanding 2015.

"Industri otomotif secara keseluruhan ada kenaikan sedikit sekali, sekitar 2,5 persen dibanding 2015. Ini sudah kami prediksi mengingat pemerintah juga mencanangkan kenaikan pertumbuhan ekonomi yang tidak terlalu besar," kata Jongkie saat dihubungi ANTARA News, Rabu, 19 Oktober 2016.

Pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,2 persen sebagaimana tercantum dalam APBN-P 2016. Sementara data terbaru Kantor Staf Presiden (KSP) menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I 2016 berada di angka 5,04 persen, lebih tinggi daripada pencapaian periode yang sama tahun lalu, yakni 4,79 persen.

Karena itu, Jongkie berharap pemerintah bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi agar manfaatnya dapat dirasakan juga oleh industri kendaraan bermotor. "Kami berharap di tahun-tahun mendatang pertumbuhan ekonomi akan lebih meningkat. Dengan begitu, industri atau penjualan kendaraan bermotor dapat terus meningkat," katanya. Dia juga menambahkan, "Dengan meningkatnya pasar dalam negeri, investor akan tertarik menanamkan modalnya di Indonesia. Jika tidak, mereka akan melirik negara-negara tetangga."

Selain itu, diperlukan sejumlah penyesuaian regulasi di sektor otomotif yang nantinya akan semakin meningkatkan daya tarik investasi serta penciptaan lapangan kerja baru. "Bukan sekadar insentif, melainkan juga penyesuaian peraturan-peraturan yang sejalan dengan globalisasi yang akan berpengaruh terhadap industri otomotif di dalam negeri," kata Jongkie.

"Karena itu, Gaikindo selalu memberikan masukan-masukan ke pemerintah melalui kementerian-kementerian terkait, seperti perindustrian, perhubungan, keuangan, lingkungan hidup, dan sebagainya," ujarnya.

Data terbaru yang dirilis KSP menyebutkan, pada semester I 2016, investasi tumbuh 14,8 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya, sementara angka pengangguran terbuka mencapai titik terendah 7,02 juta orang atau 5,50 persen pada Maret 2016 dari sebelumnya 7,45 juta orang (5,81 persen).

ANTARA

Berita terkait

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

3 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

3 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

3 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

6 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

6 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

16 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

25 hari lalu

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

Kemenparekraf memprediksi perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif selama Lebaran 2024 mencapai Rp 276,11 triliun.

Baca Selengkapnya

Syarat Rasio Pajak Naik, Jaga Stabilitas Ekonomi

34 hari lalu

Syarat Rasio Pajak Naik, Jaga Stabilitas Ekonomi

Rasio pajak bisa naik jika stabilitas ekonomi terjaga. Sebab penyumbang penerimaan terbesar masih pajak badan dari dunia usaha.

Baca Selengkapnya